TARAKAN, CAKRANEWS – Seorang siswi di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tarakan, diduga mendapat perlakukan tidak terpuji (pelecehan) dari teman sekelasnya.
Akibatnya, sang siswi yang diketahui masih duduk di bangku kelas 2 salah satu SMP Negeri di Tarakan ini, mengalami trauma.
Bahkan, setelah mendapat perlakukan tak senonoh dari salah seorang teman sekelasnya (laki-laki) tersebut, tingkah laku siswi ini berubah.
Hal tersebut, disampaikan oleh orang tua siswi (IY) yang menjadi korban pelecehan yang tidak menerima anaknya mendapatkan perlakuan tak pantas.
IY pun sebagai orang tua dari korban meminta pihak sekolah bertanggung jawab dan melakukan mediasi.
Lantas, IY pun menceritakan kronologis kasus yang menimpa buah hatinya ini, agar kedepan kejadian seperti ini tidak terulang
“Awalnya mendapat informasi dari istri (ibu korban) bahwa diduga sang anak mendapat perlakuan tidak sopan dan pelecehan dari orang yang diduga adalah satu kelas dengan anaknya,” katanya.
Lebih lanjut IY menjelaskan, selama sebulan terakhir terdapat perubahan drastis dari sikap sang anak. Iya mudah terpancing emosi, mudah kaget dan merasa ketakutan.
Bahkan korban jarang berkomunikasi atau bercerita langsung dengan orang tua.
“Jadi satu bulan lebih tidak ngaku, kemarin hari Rabu sore, mamanya lagi scroll buka FB ada kejadian, mamanya sampaikan ke anak saya, jangan sampai kamu begini nak. Nah karena itu, akhirnya terbukalah anak saya. Kata anak saya ke mamanya, saya aja dibully, dilecehkan. Jadi kaget mamaknya kenapa bisa kamu diapain,” jelas IY.
Setelah itu, sang anak pun akhirnya mulai terbuka hingga menceritakan perlakuan tak pantas (pelecehan) yang diterima dari teman sekelasnya.
Dan kejadian tersebut telah berlangsung hampir satu bulan lamanya. Karena takut, korban pun tidak berani menceritakan kejadian yang dialaminya tersebut.
Mengetahui kejadian tersebut, IY pun berusaha menghubungi orang tua diduga pelaku. Akan tetapi tidak dapat tersambung.
“Orang tua anak itu tidak bisa dihubungi,” paparnya.
Lebih jauh lagi IY mengungkapkan, bahwa perlakuan tak senonoh yang menimpa anaknya sungguh tidak terpuji dan tak pantas dilakukan seorang anak sekolah.
“Bentuk dugaan pelecehan kadang ditusuk menggunakan kayu atau sapu namun ia belum bisa menjelaskan detail karena sang anak sulit bercerita,” ucap IY.
“Kurang jelas juga karena sama saya dia gak mau ngaku, jadi maunya sama ibunya. Karena dia takut. Ini saja sejak kejadian itu anak saya di dalam kamar gak mau keluar. Kalau saya masuk ke kamarnya memanggil dia kaget tidak seperti biasanya. Padahal sebelumnya biasa-biasa saja,” sambungnya.
IY juga mengatakan, informasi yang diterima pihaknya dari keterangan gurunya selama sebulan terakhir anaknya tak lagi ceria seperti biasa.
“Ditanya gurunya, sakitkah anak saya bilang tidak. Jadi tidak terbuka. Saya jga tidak tahu apakah ada tekanan dari pelaku atau seperti apa,” ucapnya.
Sementara itu, IY lantas menjelaskan, pihak sekolah tidak melibatkan dirinya sebagai orang tua korban saat dilakukan mediasi di sekolah.
IY hanya menerima informasi sepihak dari pihak sekolah bahwa kasus tersebut sudah didamaikan.
Bahkan, IY menerima informasi dalam grup WA, bahwa pelaku mengancam teman anaknya agar tidak melapor ke guru BK dan ada bukti percakapannya.
“Inilah kami memang ada rencana mau lapor ke Disdik dan mau hubungi sekolah lagi,” katanya.
Discussion about this post