MEDAN, cakra.news – Sidang kasus swab antigen bekas di Bandara Internasional Kualanamu Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) digelar di Pengadilan Negeri (PN) Lubukpakam, Rabu (15/12/2021).
Business Manager Unit Bisnis Sumatera I PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), Picandi Masco Jaya dituntut 20 tahun penjara dan denda Rp5 miliar subsidair 6 bulan kurungan.
Picandi ditaksir mendapat keuntungan Rp2,23 miliar dari kasus ini.
Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Sumut Yos Arnold Tarigan mengatakan terdakwa Picandi dianggap bersalah sebagaimana dalam Pasal 196 UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Jo Pasal 55 KUHP Jo Pasal 65 KUHP dan Kedua Pasal 3 UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Sementara empat terdakwa lain terkait kasus yang sama, juga menjalani sidang tuntutan, merupakan karyawan Picandi.
Keempatnya antara lain, Marzuki dan Renaldo dituntut masing-masing 10 tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsidair 6 bulan kurungan. Kemudian Sepipa Razi dan Depi Jaya masing-masing 5 tahun penjara dan denda Rp100 juta subsidair 3 bulan kurungan.
Dalam sidang Picandi didakwa menyalahgunakan kekuasaan membuat alat tes antigen bekas di Bandara Kualanamu, sejak 18 Desember 2020 sampai dengan 27 April 2021.
Picandi juga memerintahkan beberapa anak buahnya membuka pelayanan swab antigen untuk masyarakat memakai alat swab dakron dan tabung antigen yang telah digunakan atau didaur ulang.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Detik
Discussion about this post