TARAKAN, CAKRANEWS– Polemik keberadaan kandang ayam milik pengusaha E di Karang Anyar membuat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Elang Buana angkat bicara.
Pihaknya mengaku jika pernah ikut terlibat dalam mediasi antara warga dengan pemilik usaha kandang ayam tersebut pada Januari 2022 lalu.
“Sudah beberapa kali kita melakukan mediasi antara peternak dan warga yang difasilitasi oleh Kelurahan Karang Anyar. Kemudian kita berita acarakan dan ada kesepakatan. Kalau tidak salah itu bulan Januari 2022,” ucapnya kepada CAKRANEWS saat ditemui di Gedung Gadis Tarakan Jumat (24/6/2022).
Adapun hasil kesepakatan dari mediasi tersebut, lanjutnya, yakni kandang harus rutin dibersihkan, ayam harus segera dipasarkan karena takut terjadi penimbunan kotoran. Selain itu, harus diberi pagar pembatas dan pepohonan untuk menyaring bau.
Saat disinggung permintaan warga terkait pemindahan kandang ayam, Elang menilai hal itu tidak serta merta bisa langsung dilakukan. Sebab katanya, nantinya akan menghilangkan penghasilan seseorang.
“Nanti harus dicek lagi. Kita tidak bisa serta merta langsung menggusur. Nanti kalau ada apa-apa kasihan seseorang kehilangan penghasilan. Jadi kami mau mengecek kembali dan akan memberikan tanaman-tanaman untuk mengusir bau. Jadi kami harus hati-hati dan memilih solusi yang sama-sama baik. Jadi kalau sedikit-sedikit di usir orang mau makan apa kan,” kata dia.
Elang mengungkap karena kandang ayam ini merupakan peternakan rakyat yang tidak mesti harus ada tanda daftar. Artinya antara peternak dan pengusaha ada perjanjian.
Namun Elang berjanji akan melakukan peninjauan kembali lokasi kandang yang diprotes warga tersebut. “Nanti kita tinjau lagi. Apa memang terlalu bau dan kita juga melihat apa ini hanya sentimental seseorang. Kita juga harus teliti,” tegasnya.
Dirinya juga mengomentari terkait keluhan akan serangan lalat ke pemukiman warga. “Apa memang kalau tidak ada kandang bisa menjamin tidak ada lalat. Jadi lalat itu kadang pas musimnya emang banyak seperti pada saat musim buah itu banyak. Bahkan, di saat panen lalat juga tidak ada. Artinya itu (kehadiran lalat) ada musimnya. Nanti kita tinjau yah,” ujarnya.
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post