JAKARTA, cakra.news – Dilansir dari CNN Indonesia yang diunggah pada Selasa (2/11/2021), Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memutasikan ratusan perwira tinggi dan perwira menengah Korps Bhayangkara akhir Oktober 2021 lalu.
Rotasi dilakukan sebagai penyegaran organisasi dan pencopotan pejabat bermasalah lainnya.
Mutasi bermaktub pada empat surat telegram (STR) ditandatangani oleh Asisten Kapolri bidang SDM, Irjen Wahyu Widada atas nama Kaporli pada Minggu 31 Oktober 2021.
Total perwira yang dimutasi ada 173.
Irjen Argo Yuwono selaku Kadiv Humas Polri, menjelaskan jika hal tersebut senada dengan semangat Listyo untuk membenahi internal Polri dengan cara memotong pimpinan di suatu kesatuan yang bermasalah.
“Ya, benar (penerbitan telegram). Penyegaran organisasi dan Komitmen Bapak Kapolri yang salah dicopot,” kata Argo pada Senin (1/11/2021).
Dari keseluruhan telegram yang tercatat, tujuh pejabat yang dicopot dari jabatannya dalam rangka evaluasi.
Nama-nama tersebut yaitu Dirpolairud Polda Sulbar, Kombes Pol Franciscus X. Taringan yang dipindah sebagai Pamen Pelayanan Markas (Yanma) Polri.
Untuk sejumlah Kapolres, diantaranya Kapolres Labuhan Batu Polda Sumut AKBP Deni Kerniawan; Kapolres Pasaman AKBP Dedi Nur Adriansyah; Kapolres Tebing Tinggi AKBP Agus Sugiyarso; Kapolres Nganjuk AKBP Jimmy Tana; Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar; dan Kapolres Luwu Utara AKBP Irwan Sunuddin.
Evaluasi jabatan tersebut terkait beberapa kasus yang melibatkan polisi beberapa hari terakhir.
Seperti, Kapolres Luwu Utara dicopot usai Kasat Reskrim AKP Amri diduga menembak tersangka kasus penganiayaan dan pembakaran yang sempat buron berinisial IL (30) saat ini sudah ditangkap.
Kasus ini terjadi pada 9 Oktober 2021 lalu. Pelanggaran berbuntut panjang hingga Kasat Reskrim dicopot dari jabatannya. Kini Kapolri turut mencopot Kapolres sebagai pimpinan di Polres tersebut.
Selanjutnya, Kapolres Nunukan dicopot setelah kedapatan menganiaya seorang anak buahnya yang merupakan bintara di Polres. Kejadian itu terekam di CCTV dan di sebarluaskan oleh korban.
Pemicu pemukulan terjadi saat Kapokres tengah mengikuti puncak Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) melalui video conference bersama Polri dan Polda Kaltara.
Saat di tengah acara terdapat gangguan teknis yang membuat Kapolres Nunukan memanggil korban. Namun korban tak merespon hingga Kapolres tidak terima dan melakukan pemukulan pada korban.
Eci dan sang suami yang merupakan anggota Polri dianggap memiliki tanggungjawab dalam bergaya hidup. Hal itu tertuang pada Surat Telegram Nomor ST/30/XI/HUM.3.4/2019/DIVPROPAM, keluarga Polri dilarang menunjukkan gaya hidup hedonis.
“Komitmen ini jelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menuju Polri yang jauh lebih baik lagi,” ucap Argo.
Argo mengatakan bahwa komitmen Kapolri dapat menjadi efek jera bagi seluruh personel Polri yang melanggar aturan. Ia menegaskan bahwa semua jajaran Korps Bhayangkara harus memiliki jiwa kepemimpinan yang mengayomi dan melayani masyarakat serta anggotanya di kesatuan.
Selain pencopotan jabatan, Kapolri juga memberikan sejumlah promosi dalam jabatan baru yang lebih tinggi kepada beberapa perwira lain.
Listyo merotasi total 6 Kapolda berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen) dalam telegram tersebut.
Mereka adalah Kapolda Jawa Barat Irjen Ahmad Dofiri diganti dengan Irjen Suntana. Dofiri didapuk menjadi Kabaintelkam Polri yang ditinggalkan oleh Komjen Paulus Waterpauw.
Kemudian Kapolda Sulut, Irjen Nana Sudjana yang kini dipercaya menjabat Kapolda Sulawesi Selatan. Ia menggantikan Irjen Merdisyam yang diangkat menjadi Wakabaintelkam.
Selanjutnya ada Kakorsabhara Baharkam Polri Irjen Nanang Avianto yang menjadi Kapolda Kalimantan Tengah. Ia menggantikan Irjen Dedi Prasetyo yang ditunjuk menjadi Kadiv Humas Polri menggantikan Irjen Argo yang dimutasi sebagai Aslog Kapolri.
Kapolda Sultra Irjen Yan Sultra Indrajaya menjadi Kapolda Babel. Posisi Yan akan digantian oleh Irjen Teguh Pristiwanto.
Sebelumnya Listyo, mengultimatumkan kinerja anakbuahnya yang melanggar hukum. Ia menyatakan akan memberi sanksi tegas kepada pemimpin di Polri yang tak bisa menjadi teladan bagi jajaran.
Akibat perbuatan segelintir orang, kata dia, banyak persepsi yang muncul dan menggeneralisasi perbuatan sehingga mengabaikan kebaikan lebih banyak anggota. Ia pun meminta agar hal itu menjadi koreksi.
Ia lantas mengutip peribahasa ‘Ikan busuk mulai dari kepala’ saat menutup sekolah pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Angkatan ke-66, di Lembang, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).
“Kalau tak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang,” ucap mantan Kabareskrim itu.**
Editor : Eni Sakadah
Sumber : CNN Indonesia
Discussion about this post