NUNUKAN, CAKRANEWS – Aksi Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT) diyakini sebagai salah satu solusi untuk mengatasi percepatan penurunan stunting di Nunukan. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Kabid Dalduk dan KB) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Nunukan, Suriyati saat menghadiri aksi DAHSAT di Paras Perbatasan Jalan Lingkar Kamis 19 Oktober 2023. Diketahui, aksi ini digelar oleh Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) dalam rangka memeriahkan perayaan peringatan HUT ke-24 Kabupaten Nunukan Tahun 2023.
“Saya mengapresiasi inisiatif IpeKB melakukan aksi tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting di negara kita,” kata Suriyati.
Kegiatan dapur sehat, dikatakan Suriyati merupakan bentuk pelatihan sekaligus edukasi dalam membuat makanan bagi ibu hamil dan balita dengan bahan lokal. Bahan makanan tidak harus mahal namun bisa memilih dan memilah bahan-bahan yang terjangkau dengan kuantitas dan kandungan gizi yang bagus.
“Karena stunting merupakan salah satu masalah penting yang harus segera ditangani secara serius, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan asupan gizi yang maksimal bagi ibu hamil dan balita di bawah usia dua tahun,” terang Suriyati.
Sub Kader IPeKB Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Warlinda, dipilih menjadi narasumber untuk mengedukasi cara membuat masakan sehat untuk atasi stunting. Adapun kegiatan demo masak meliputi dua jenis makanan, Nasi Gulung dan Nuget Protein.
Menurut Warlinda, makanan tersebut selaras dengan program pemerintah dalam mencegah stunting pada tahun 2023 ini, yakni dengan memperkaya makanan dengan sumber protein hewani.
“Kedua jenis makanan yang dipilih untuk didemokan hari ini kaya dengan sumber protein hewani maupun sumber protein nabati. Bahan-bahannya jug murah dan mudah didapatkan di pasaran,” ujar Warlinda.
Dalam penjelasannya, Warlinda mengatakan bahwa aksi DAHSAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting melalui pemanfaatan sumberdaya lokal.
Perlunya kegiatan ini digelar, menurut Warlinda, juga dimaksudkan untuk memotivasi para ibu rumah tangga atau calon ibu rumah tangga terhadap perlunya menyediakan waktu untuk mengolah makanan sehat terhadap anak balita mereka.
“Pemahaman kebanyakan ibu terhadap menu makanan sehat untuk mencegah stunting sebenarnya sudah cukup baik. Hanya masih masih ada yang belum benar-benar menyediakan waktunya dalam mengolah makanan yang sehat untuk pertumbuhan anak sedini mungkin. Dengan kata lain, makanan yang dimakan oleh anak balita kebanyakan masih hampir sama dengan yang dimakan oleh seluruh anggota keluarga di dalam rumah.
“Untuk mengolah makanan sehat yang dibutuhkan balita, tentunya membutuhkan waktu tersendiri. Para ibu juga dituntut kreatifi untuk membuat makanan yang menarik minat dan mau dimakan oleh anak balitanya,” kata Warlinda.
Discussion about this post