TARAKAN, CAKRANEWS – Gempa bumi tektonik kembali mengguncang wilayah Tarakan, Kalimantan Utara pada Kamis (7/4/2022) pukul 16.40 Wita. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki parameter magnitudo 3.4, dengan episenter gempabumi terletak pada koordinat 3.36 LU dan 117.6 BT, atau tepatnya berlokasi 8 km dari Tarakan pada kedalaman 10 km.
Banyak yang tak menyangka mengapa gempa masih terjadi di salah satu pulau borneo itu. Pasalnya, masyarakat Indonesia masih menilai Kalimantan dikenal sebagai pulau yang aman tanpa gempa. Untuk gempa yang terjadi bulan ramadan tahun ini, BMKG berpendapat dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis shallow crustal earthquake atau jenis intraplate dengan hiposenter dangkal, karena sesar yang aktif. Kondisi tektonik di bagian timur Pulau Kalimantan memang cukup kompleks, sehingga zona ini memang merupakan kawasan paling rawan gempa bumi di Pulau Kalimantan,
Selain disebabkan adanya beberapa struktur geologi sesar turun kerawanan, gempa bumi di zona ini juga terjadi karena adanya beberapa struktur sesar mendatar. Zona Nunukan-Tarakan dan sekitarnya secara tektonik diapit tiga sistem sesar mendatar. Di sebelah selatan terdapat dua sistem sesar yang berarah barat daya-tenggara, yaitu zona Sesar Mangkalihat (Mangkalihat fault zone) dan zona Sesar Maratua (Maratua fault zone). Zona Sesar Mangkalihat merupakan sesar kelanjutan dari Sesar Palu-Koro yang melintas dekat Kota Tanjung Redep.
Keberadaan zona Sesar Maratua juga tidak kalah penting untuk diperhatikan karena ujung sesar ini terletak di lautan yang lokasinya berdekatan dengan Kota Tanjung Selor. Adapun di sebelah utara Pulau Tarakan juga terdapat zona Sesar Sempurna (Sempurna fault zone) yang melintas dari Laut Sulawesi hingga Sabah Malaysia, dan melintasi kawasan yang berdekatan dengan Pulau Sebatik. Meski demikian, hingga saat ini kami belum dapat memastikan struktur sesar yang membangkitkan gempa bumi ini.
Berdasarkan laporan masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Tarakan dengan intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan-akan ada truk berlalu). Hingga saat ini tidak terdapat laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempabumi tersebut.
Lalu bagaimana sejarah gempa di Tarakan, Kalimantan Utara? Untuk mengetahuinya, berikut ulasan CAKRA NEWS yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Gempa bumi Tarakan 1923
Gempa bumi di Tarakan, Kalimantan Utara, terjadi pada 19 April 1923. Gempa bumi ini memiliki kekuatan 7,0 SR dengan kedalaman hiposenter 40 kilometer dan memiliki intensitas guncangan mencapai VIII MMI. Gempabumi ini menyebabkan banyak kerusakan bangunan rumah dan timbulnya rekahan tanah di Tarakan dan sekitarnya.
2. Gempa bumi Tarakan 1925
Selang dua tahun, gempa bumi kembali melanda tanah Tarakan pada 14 Februari 1925. Guncangan gempa bumi ini dilaporkan mencapai VII MMI dan merusak banyak bangunan rumah.
3. Gempa bumi Tarakan 1936
Dalam catatan sejarah, gempa bumi tahun 1936 merupakan gempa yang ketiga kali terjadi di Tarakan. Gempa yang tepatnya terjadi pada 28 Februari itu berkekuatan 6,5 SR. Gempa bumi ini dilaporkan sangat kuat meskipun tidak menimbulkan korban jiwa.
4. Gempa bumi Tarakan 2015
Pada tahun 2015, gempa tersebut memiliki kekuatan 6,1 SR. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer dan berjarak 29 km sebelah timur laut Tarakan. Usai tersebut, gempa bumi susulan masih mengguncang kota Tarakan hingga 16 kali. Meski demikian, gempa bumi tersebut tak berpotensi menimbulkan tsunami.
5. Gempa Tarakan 2017
Gempa bumi pada hari Kamis (21/12/2017) berkekuatan M 4,1. Gempa terjadi pukul 02.22 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan M 4,1. Episenter terletak pada koordinat 3,31 LU dan 117,74 BT tepatnya di laut yang berjarak 14 km arah timur laut kota Tarakan dengan kedalaman 10 km. Dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Kota Tarakan, Sibengkok, Lingkas, Simpangtiga, Klapa, Bunyu, Juwata, Salimbatu, Bengara, Menjalutung, Tanahmerah, dan Tanjungkeramat.
Discussion about this post