LITHUANIA, cakra.news – Negara-negara yang berbatasan dengan Belarus pada Kamis (11/11/2021) memperingatkan krisis migran di perbatasan timur Uni Eropa dapat meningkat menjadi konfrontasi militer sementara Ukraina mengatakan akan mengerahkan ribuan tentara lagi untuk memperkuat perbatasannya.
Lithuania, Estonia dan Latvia mengatakan Belarus menimbulkan ancaman serius bagi keamanan Eropa dengan sengaja meningkatkan “serangan hibrida” menggunakan migran untuk membalas sanksi Uni Eropa.
“Ini meningkatkan kemungkinan provokasi dan insiden serius yang juga bisa meluas ke wilayah militer,” kata pernyataan bersama menteri pertahanan Lithuania, Latvia, dan Estonia.
Meskipun bukan anggota UE, Ukraina waspada menjadi titik nyala lain dalam krisis migran yang meningkat.
Para migran yang terdampar di Belarus melemparkan batu dan ranting ke penjaga perbatasan Polandia dan menggunakan kayu gelondongan untuk mencoba mendobrak pagar kawat berduri semalaman dalam upaya baru untuk memaksa masuk ke UE, kata pihak berwenang di Warsawa.
Uni Eropa mengatakan Minsk mendorong ribuan migran yang melarikan diri dari bagian dunia yang dilanda perang untuk mencoba melintasi perbatasannya dan dapat menjatuhkan sanksi baru pada Belarus.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengancam akan membalas, termasuk dengan menutup transit gas alam Rusia melalui Belarus, meskipun tidak ada tanggapan segera dari Rusia, sekutu dekatnya dan pendukung keuangannya.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah berjanji Moskow akan mencoba untuk membantu Eropa mengatasi krisis energi dan berharap bahwa pihak berwenang Jerman akan segera mengesahkan pipa Nord Stream 2 yang akan membawa lebih banyak gas Rusia ke Jerman.
Moskow bereaksi ketika Ukraina, negara transit lain, mengganggu pasokan gas ke Barat dan Lukashenko telah terbukti sebagai mitra yang sulit, kadang-kadang menolak keinginannya sambil menerima pinjaman dan energi bersubsidi.
Rusia mengirim dua pembom strategis untuk berpatroli di wilayah udara Belarusia pada hari Rabu untuk menunjukkan dukungan kepada sekutunya. Belarus mengatakan pesawat Rusia melakukan latihan untuk hari kedua pada hari Kamis.
“Ya, ini adalah pembom yang mampu membawa senjata nuklir,” kata Lukashenko.
“Tapi kita tidak punya pilihan lain. Kita harus melihat apa yang mereka lakukan di luar perbatasan,” ujarnya.
Dia juga mengatakan upaya sedang dilakukan untuk mentransfer senjata ke para migran.
Kremlin mengatakan Rusia tidak ada hubungannya dengan ketegangan di perbatasan dan menyarankan kehadiran orang-orang bersenjata berat di kedua belah pihak menjadi sumber kekhawatiran.**
Pewarta : Andi Surya
Discussion about this post