TARAKAN, CAKRANEWS – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang mengeluhkan cakupan vaksinasi massal untuk campak dan rubella di provinsinya masih di bawah capaian nasional. Sebagai informasi, capaian vaksinasi tercatat hanya sebesar 75 persen, sedangkan nasional sekitar 90 persen.
“Saya meminta agar capaian vaksinasi massal dapat segera dilaksanakan, sehingga capaiannya paling tidak setara dengan nasional,” kata Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang dalam keterangan tertulis diterima di Tarakan, Rabu (11/5/2022).
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya telah menginstruksikan Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara untuk menyukseskan program vaksinasi anak secara nasional melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada bulan ini.
“Vaksinasi yang diberikan memang secara rutin, namun cakupannya menurun karena pandemi COVID-19,” kata Zainal
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggelar vaksinasi tersebut secara bertahap, di mana vaksinasi yang diberikan meliputi campak, rubella, polio, difteri, dan tetanus. Tahap pertama untuk wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, sedangkan tahap kedua akan digelar pada Agustus 2022 untuk wilayah Jawa dan Bali.
Selain vaksinasi campak dan rubela, Gubernur juga meminta Dinas Kesehatan Kaltara menargetkan vaksinasi lain juga bisa dilaksanakan, seperti vaksinasi difteri pertusis tetanus (DPT) dan polio, serta vaksinasi hepatitis untuk antisipasi penyakit hepatitis akut misterius yang kini tengah melanda dunia.
Zainal mengatakan selain kondisi pandemi, tantangan terberat program imunisasi di Indonesia saat ini adalah menangkal berbagai pemberitaan negatif tentang imunisasi yang membuat orang tua enggan memberikan imunisasi kepada anak-anak mereka.
“Imunisasi itu sangat penting untuk buah hati kita. Jadi, kalau anak anda belum mendapatkan imunisasi lengkap, segera datang ke tempat pelayanan kesehatan yang memberikan layanan imunisasi dan lengkapi vaksinasinya,” katanya.
Imunisasi berguna untuk mencegah penularan penyakit, wabah, sakit berat, cacat hingga kematian bayi dan balita. Imunisasi dasar lengkap dan lanjutan akan mempengaruhi masa depan anak Indonesia.
Saat ini, tersedia berbagai imunisasi yang bermanfaat untuk mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam jiwa. Imunisasi saat ini mencegah dua juta hingga tiga juta kematian setiap tahun akibat penyakit, seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak.
Pada 2020 hingga 2030, diperkirakan imunisasi akan menyelamatkan lebih dari 32 juta nyawa, dimana 28 juta diantaranya adalah anak-anak berusia di bawah lima tahun. Zainal berharap orang tua bisa memanfaatkan BIAN pada bulan ini untuk mengejar ketertinggalan imunisasi dasar lengkap.
Discussion about this post