TARAKAN, CAKRANEWS – Beberapa hari terakhir ini muncul fenomena anteran bahan bakar minyak (BBM) pada sejumlah SPBU di Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara). Tak ayal, muncul kepanikan masyarakat untuk melakukan ‘panic buying’ atau belanja berlebihan untuk mendapatkan BBM.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan angkat bicara terkait kondisi tersebut. Mereka meminta agar masyarakat tidak melakukan panic buying, karena stok BBM di Kalimantan Utara aman.
“Konsumsi BBM di Bulungan untuk SPBU reguler yang berada di Sengkawit, Tanjung Selor Hilir dan KM 5, dapat disampaikan stok BBM untuk wilayah Tanjung Selor, Kaltara dalam keadaan aman dan tersedia,” kata Unit Manager Communication, Relation and CSR Marketing Operation Regional Kalimantan Susanto August Satria dalam pesan singkat diterima di Tarakan, Sabtu (4/6/2022).
Dia menyampaikan bahwa untuk konsumsi Pertalite pada bulan Mei 2022 untuk Bulungan pada tiga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dikonsumsi sebanyak 1.766 Kilo Liter (KL).
Sedangkan pada bulan April 2022 konsumsi Pertalite mencapai 1.640 KL artinya ada kenaikan sebanyak 126 KL. Untuk solar pada bulan Mei 2022 serapannya sebanyak 584 KL kemudian pada bulan April 2022 sebanyak 600 KL.
Rerata konsumsi solar yang ditetapkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk ketiga SPBU di Bulungan sekitar 580 KL.
“Itu yang harus kami atur distribusinya supaya tepat sasaran, lalu untuk Pertamax konsumsi memang saat ini relatif kecil untuk tiga SPBU sebesar 98 KL dibanding dengan sebelumnya 80 KL untuk April 2022,” katanya.
Satria mengatakan bahwa terkait antrian, dia mengapresiasi imbauan dari aparat penegak hukum bahwa dalam menggunakan BBM itu harus bijak.
Terutama yang BBM yang subsidi seperti diketahui ada solar dan yang ditetapkan pemerintah jadi BBM bersubsidi dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yakni Pertalite. “BBM ini harus bijak penggunaannya jangan sampai dibeli kemudian diniagakan kembali, karena itu akan merugikan masyarakat,” katanya.
Pertamina akan semakin memperketat monitoring untuk SPBU dengan berkoordinasi dengan aparat hukum. Jika didapat kejanggalan penyelewengan dan pihaknya tidak segan untuk melakukan penindakan pada SPBU tersebut.
“Jika ada ‘pengetap’ yang menimbun saya kira aparat hukum sudah banyak mengungkap penyelewengan BBM ini. Jadi saya harap masyarakat bijak menggunakan BBM sesuai dengan peruntukannya,” kata Satria.
Apalagi sekarang bahan bakar yang disyaratkan oleh produsen mobil yang baru untuk menggunakan RON tinggi seperti halnya disediakan jenis Pertamax .
Bijak menggunakan bahan bakar minyak pakailah sesuai peruntukannya, ramah lingkungan, ramah mesin. Diharapkan kesadaran dari masyarakat bahwa menggunakan solar itu sudah diatur penggunaannya pada siapa saja.
Bila masyarakat menemukan kejanggalan silahkan lapor ke aparat penegak hukum atau bisa juga menyampaikan informasi tersebut yang berkaitan dengan SPBU sebagai penyalur resmi Pertamina bisa menghubungi Pertamina Call Center 135.
Sebelumnya beberapa warga di Bulungan menjelaskan bahwa antrean BBM bukan karena “panic buying” tetapi karena ulah para ‘pengetap’ BBM bersubsidi.
“Pengetap” adalah para pelaku pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berulang kali.
“Dari dulu ini yang kami keluhkan, bukan panic buying tapi ulah pengetap yang memenuhi SPBU sehingga warga susah mendapat BBM subsidi harga wajar karena kita harus membeli di luar (SPBU) dengan harga dan ukuran merugikan konsumen,” kata Suhardi, Wakil Ketua Forum Komunikasi Dini Masyarakat (FKDM) Kecamatan Tanjung Palas Bulungan Kaltara.
Discussion about this post