TARAKAN, CAKRANEWS – Seorang gadis belia berumur 14 tahun yang merupakan santri sebuah pesantren di Kota Tarakan menjadi korban rudapaksa.
Korban diiming-imingi pelaku berinisial FS (31) dengan dijanjikan akan diberi uang dan iPhone.
Sebelumnya, korban mengenal FS melalui media sosial Instagram pada bulan Desember 2023. Kemudian korban yang belum sebulan mengenal pelaku, diajak ke kosan teman pelaku di daerah Kampung 6 untuk menjalankan aksi bejatnya.
Kasat Reskrim AKP Randhya Sakthika Putra didampingi Kanit PPA IPDA Priyati Ningsih mengungkapkan, berdasarkan hasil penyidikan pelaku menyetubuhi korban sebanyak dua kali.
“Pelaku dan korban berhubungan badan sebanyak 2 kali, korban dikasih uang Rp 100 ribu dan di iming – imingi iPhone 11,” ungkap Randhya, pada Jumat, 22 Desember 2023 sore.
Kasus pencabulan tersebut terungkap setelah korban bercerita kepada temannya. Kemudian temannya bercerita kepada kakaknya lalu kakaknya bercerita kepada kakak korban, hingga kejadian ini diceritakan kepada keluarga korban.
“Orang tua akhirnya melapor ke Polres Tarakan, kemudian ditindaklanjuti Satreskrim Polres Tarakan untuk melakukan penyelidikan,” jelasnya.
Laporan dibuat keluarga korban ke Polres Tarakan pada 18 Desember 2023. Lantaran mengetahui dirinya dicari polisi akhirnya pelaku menyerahkan diri ke kantor polisi dan ditahan.
Dari keterangan pelaku, korban telah diberikan uang setelah berhubungan badan, untuk iPhone yang dijanjikan belum diberikan.
“Korban sudah kita visum dan ada luka robek. Dan saat ini korban kita dampingi dan konseling. Korban juga sudah kembali bersekolah,” jelasnya.
Atas perbuatannya pelaku diancam Pasal 81 Ayat 2 Jo Pasal 760 subsider Pasal 82 Ayat 1 Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor 17 Tahun 2017 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-undang dengan ancaman pidana paling lama 15 tahun penjara.
Discussion about this post