TARAKAN, cakra.news – Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan Adi Halim selaku CEO Eduku, menjalin kerjasama dengan Disdikbud Kaltara dalam rangka mewujudkan digitalisasi pendidikan di SMK 2 Tarakan, Selasa (21/09/2021).
Dengan aplikasi Eduku, ujar Adi Halim, bisa meningkatkan pemerataan pendidikan dengan cara bekerjasama dengan sekolah-sekolah di pulau Jawa. “Kita bisa sebarkan modul-modulnya di Provinsi Kaltara, Pemerataan pendidikan menjadi hal yang utama buat saya,” ungkapnya.
Lebih jauh ujar Adi Halim, Kaltara masuk dalam daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Untuk daerah pelosok tidak menjadi masalah, karena Eduku sudah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan juga sudah disampaikan di sekolah-sekolah, misalkan ada anak di daerah pelosok dan tidak ada infrastruktur yang memadai, mereka bisa menggunakan Komputer Lab Sekolah untuk mengakses sistem dan ada beberapa alternatif untuk mengakses Eduku.
“Saya mendapatkan amanah dari Pak Gubernur Kaltara, beliau mendukung untuk mewujudkan digitalisasi pendidikan menggunakan aplikasi di Kaltara, apalagi di masa sekarang pembelajaran jarak jauh, guru tidak memiliki alat yang khusus media pembelajaran, jadi dengan adanya Eduku ini bisa menunjang kebutuhan guru dan murid dalam masa pembelajaran jarak jauh ini,” terang Adi.
Untuk saat ini, lanjutnya, penggunaan Eduku di seluruh Indonesia ada di kisaran 100 sekolah dari SD, SMP dan SMU, dan dimulai 2023 nanti diharapkan sudah tembus 1000 sekolah. Untuk tahun ini masih pelatihan-pelatihan dan evaluasi, untuk memastikan apa yang dilakukan dan dikerjakan sesuai dengan ekspektasi dan kapabilitas guru-guru di Kota Tarakan maupun Provinsi Kaltara.
Ke depan ada 3 sesi pelatihan: 1. Pelatihan melalui online Google Meeting atau Zoom, akan dijelaskan secara detail ke guru-guru setelah melakukan training tersebut, 2. Membagikan User Guide Book dalam bentuk PDF, 3. Membuat group telegram untuk seluruh guru di Provinsi Kaltara.
“Jadi misalkan masih ada yang kebingungan dan tidak tahu caranya atau kalau ada murid yang protes kita siap nampung 24 jam x 7 hari, kita akan menyiapkan tim untuk bisa menampung semua pertanyaan guru, jadi kalau ada guru yang tidak begitu pandai dalam teknologinya kita bisa fasilitasi dengan hal tersebut,” ujar Adi memastikan.*
Pewarta : Aan Boan Kardono
Discussion about this post