DEPOK, CAKRANEWS – Direktur Eksekutif Brand Politika Eko Satiya Hushada menyarankan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno cukup menjadi calon wakil presiden (cawapres) saja.
Eko beralasan, berdasarkan sejumlah survei sejak 2020, elektabilitas Sandiaga tidak mendukung untuk menjadi capres.
“Saya juga heran. Sebagai pejabat publik, yang punya panggung lebar untuk meningkatkan elektabilitas, itu gak bisa mendongkrak elektabilitasnya. Baik sebagai capres maupun cawapres,” kata Eko di Depok, Jumat 9 Desember 2022.
Eko menanggapi pernyataan Sandi yang mengaku siap untuk kembali menjadi peserta di Pilpres 2024 mendatang, baik sebagai capres maupun cawapres.
“Saya alumni dari kontestasi sebelumnya, saya siap bila diamanahi untuk berjuang kembali,” ujarnya.
Menurut Eko, Sandi merupakan menteri yang paling banyak keliling Indonesia dalam rangkaian kegiatan sebagai Menparekraf. Bahkan, mendapat penghargaan MURI karena sejak menjadi menteri, ia berhasil mengunjungi 1.425 desa unggulan di Indonesia. Dalam setiap kesempatan, Sandi selalu bicara komitmennya dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Tapi ternyata semua itu tidak memberi pengaruh kepada elektabilitasnya. Bahkan cenderung menurun,” ucap Eko.
Ia mengutip temuan survei sejumlah lembaga survei yang tergabung di Persepi, organisasi lembaga survei opini publik.
Pada Februari 2020, Indo Barometer pernah melakukan survei yang salah satunya mengukur elektabilitas Sandi sebagai capres. Saat itu temuannya, elektabilitas sandi sebagai capres di posisi 8,1 persen. Kemudian Charta Politika dalam beberapa kali survei menyajikan temuannya. Survei di bulan Desember 2021, elektabilitas Sandi sebagai capres turun hingga di angka 5,1 persen. Kemudian bulan April 2022 di posisi 4,8 persen, bulan Juni 2022 di posisi 3,6 persen dan di September 2022 masih terus turun hingga di posisi 2,5 persen.
Sementara elektabilitas di posisi cawapres pun sebenarnya tidak signifikan, yang masih di bawah Ridwan Kamil dan Agus Harimurti Yudhoyono. Sandi pernah mencapai posisi elektabilitas tertingginya sebagai cawapres di bulan Juni 2021, yakni 8,4 persen menurut temuan survei Indikator. Masih mengutip temuan survei Indikator, sebagai capres, elektabilitas Sandi di bulan Agustus 2022 sebesar 3,1 persen, September 2022 di posisi 3,6 persen dan November 2022 di posisi 2,0 persen.
“Saya juga heran. Itu tadi, sebagai menteri yang punya panggung lebar untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas, tapi tidak terjadi pada Sandiaga,” ujar Eko.
Ia pun menyarankan agar Sandi realistis jika berkesempatan menjadi peserta di Pilpres 2024 mendatang, agar mengambil posisi sebagai cawapres. Itupun dengan catatan, figur capres pasangannya harus punya elektabilitas yang mumpuni. Selain itu, mulai saat ini, menurut Eko, Sandi harus meningkatkan kinerja tim untuk meningkatkan elektabilitasnya.
“Ya masih harus kerja keras,” kata Eko menambahkan.
Ketika ditanya siapa figur yang pantas bergandengan dengan Sandi, dengan yakin Eko menyodorkan nama Anies Baswedan.
“Saya melihatnya, Mas Sandiaga lebih pas bergandengan dengan Mas Anies. Pilkada Jakarta bisa menjadi salah satu indikator,” ujar Eko.
Discussion about this post