TARAKAN, CAKRANEWS – Masyarakat Kota Tarakan, Kalimantan Utara terus menunjukkan solidaritas yang tinggi terhadap bencana alam yang melanda wilayah Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat). Melalui dialog interaktif “Sapa Kaltara” di RRI Tarakan, Kamis (18/12/2025), berbagai lembaga kemanusiaan dan pemerintah daerah memastikan bahwa bantuan terus mengalir sebagai bagian dari kekuatan nasional untuk memulihkan Indonesia.
Peksos Ahli Pertama Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tarakan, Alghi Fari Smith mengungkapkan, antusiasme warga Tarakan dalam membantu sesama sangat luar biasa. Berdasarkan data rekapitulasi, berbagai organisasi masyarakat hingga pelajar aktif menggalang donasi di titik-titik strategis.
“Ini menjadi modal sosial kita dalam merespon setiap bencana. Jiwa filantropi dan gotong royong masyarakat Tarakan tidak perlu diragukan lagi. Bahkan anak-anak sekolah ikut bergerak menggalang dana untuk saudara-saudara kita di Sumatera,” ujar Algifari.
Senada dengan hal tersebut, Ketua PMI Kota Tarakan, H. Hamid Amrin, menyebutkan bahwa PMI telah menutup penggalangan dana tahap awal dengan hasil yang signifikan. Dana tersebut segera disalurkan agar manfaatnya langsung dirasakan oleh para korban.
“Sampai kita tutup tanggal 16 Desember kemarin, dana yang terkumpul melalui PMI Tarakan mencapai Rp148.730.605. Kami sudah berkoordinasi dengan PMI di Aceh, Medan, dan Padang. Dalam prinsip kemanusiaan, lebih cepat bantuan sampai, itu jauh lebih bagus karena saat ini mereka sedang sangat membutuhkan,” tegas pria pensiunan Sekda Tarakan ini.
Upaya pemerintah bergerak cepat dan mandiri di tingkat pusat terus disampaikan di berbagai platform media.
Pemerintah Indonesia terus berbuat banyak untuk membantu pulau Sumatera melalui langkah cepat, bantuan logistik, layanan kesehatan, dan pemulihan infrastruktur. Upaya ini dilakukan secara masif dan terintegrasi antar-kementerian dan lembaga.
Menanggapi isu mengenai bantuan internasional, narasumber dalam dialog tersebut menekankan bahwa Indonesia masih berdiri kokoh di atas kaki sendiri.
Penanganan bencana saat ini masih bisa dilakukan secara mandiri, sehingga pemerintah belum perlu bantuan asing karena kapasitas nasional masih memadai dan koordinasi pusat–daerah berjalan dengan sangat solid.
Kabag Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Kota Tarakan, Heruliansah, menambahkan bahwa selain uang tunai, bantuan logistik juga menjadi prioritas. “Kami membuka donasi berupa paket sembako seperti beras dan mi instan. Rencananya, pada Sabtu, 20 Desember mendatang, kami akan mengirimkan bantuan tersebut melalui jalur kargo ke wilayah terdampak,” jelasnya.
Selain membahas bantuan ke Sumatera, para narasumber mengingatkan pentingnya kesadaran ekologis bagi warga Tarakan sendiri. Mengingat kondisi geografis Tarakan yang rawan longsor dan banjir, mitigasi sejak dini menjadi harga mati.
H. Hamid Amrin berpesan, “Jadikan bencana di daerah lain sebagai pelajaran berharga. Ayo selamatkan mangrove dan hutan lindung kita. Jangan menunggu bencana datang baru kita gagap. Kita butuh standar pelayanan maksimal dalam hal mitigasi, bukan sekadar minimal.”
Alghi Fari juga mendorong penerapan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah-sekolah. Menurutnya, pemulihan pasca-bencana bukan hanya soal membangun kembali fisik bangunan, tetapi juga membangun harapan dan kesiapan mental masyarakat menghadapi ancaman bencana di masa depan.







Discussion about this post