NUNUKAN, CAKRANEWS – Wakil Bupati Nunukan Hanafiah menyampaikan beberapa pesan kepada Prajurit Batalyon Arhanud 8/MBC, Satgas Pamtas RI-Malaysia yang akan bertugas menjaga perbatasan. Menurutnya, ada beberapa permasalahan perbatasan yang perlu menjadi atensi.
Adapun beberapa atensi tersebut, di antaranya permasalahan patok batas antar negara perlu dijaga sebagai penegasan supremasi hukum dan kedaulatan wilayah NKRI, pengamanan lalu lintas keluar masuk orang terutama tenaga kerja ilegal, pengamanan lalu lintas keluar masuk barang yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Terutama permasalah Narkoba, penanganan masalah ilegal logging, ilegal fishing dan sumberdaya alam lainnya,” ucap Bupati Nunukan dalam sambutannya di acara penyambutan Prajurit Batalyon Arhanud 8/Marawaca Bhuana Cakti di pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Sabtu 23 September 2023.
Pemerintah Daerah, Kecamatan dan Desa, kata Hanafiah, dengan senang hati menerima apabila Satgas Pamtas RI-Malaysia Batalyon Arhanud 8/MBC nantinya juga memiliki program dan kegiatan sosial kemasyarakatan seperti satgas-satgas sebelumnya.
“Selain membantu masyarakat, kami percaya hal tersebut juga akan dapat mengeratkan hubungan dan silaturahmi TNI dalam hal ini Yon Arhanud 8/MBC dengan masyarakat, sehingga kemanunggalan TNI dan Rakyat akan terwujud nyata,”ujarnya.
Dalam kesempatan ini pula, Wabup Nunukan mengajak kepada semua khususnya kepada seluruh personel Batalyon Arhanud 8/MBC untuk saling bahu membahu, menyatukan gerak dan langkah dalam penanganan permasalahan wilayah perbatasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing, sehingga terjalin harmoni yang lebih baik diantara semua komponen yang ada di Kabupaten Nunukan.
Sebagai informasi, Batalyon Arhanud 8/MBC berasal dari Sidoarjo Jawa Timur ini dipimpin oleh Komandan Batalyon Letkol Arh Iwan Hermaya akan menggantikan Batalyon sebelumnya yaitu Batalyon 621/Manuntung yang telah bertugas selama kurang lebih 10 bulan di wilayah Kabupaten Nunukan dan akan kembali ke kesatuan yang bermarkas di Barabai, Kalimantan Selatan. Hal ini merupakan wujud dari salah satu upaya penyegaran bagi personel pengamanan perbatasan, agar tetap solid, tetap teguh, siap serta waspada terhadap adanya ancaman tantangan dan gangguan kedaulatan NKRI di Perbatasan.
Discussion about this post