SEOUL, cakra.news – Internet Korea Utara tampaknya telah dilanda gelombang kedua pemadaman dalam beberapa minggu.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh serangan hacker dengan menggunakan sistem penolakan layanan (DDoS), Rabu (26/1/2022).
Insiden terbaru terjadi sekitar enam jam pada Rabu pagi waktu setempat, dan terjadi sehari setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal kelima bulan ini.
Junade Ali, seorang peneliti keamanan siber di Inggris yang memantau berbagai web dan server email Korea Utara, mengatakan bahwa pada puncak serangan, semua lalu lintas ke dan dari Korea Utara dihentikan.
“Ketika seseorang mencoba terhubung ke alamat IP di Korea Utara, internet benar-benar tidak dapat merutekan data mereka ke negara itu,” katanya kepada Reuters.
Beberapa jam kemudian, server yang menangani email dapat diakses, tetapi beberapa server web individu dari institusi seperti maskapai Air Koryo, kementerian luar negeri Korea Utara, dan Naenara, yang merupakan portal resmi pemerintah Korea Utara, terus mengalami stres dan waktu henti.
Akses internet sangat terbatas di Korea Utara. Tidak diketahui berapa banyak orang di sana yang memiliki akses langsung ke internet global, tetapi perkiraan umumnya menempatkan angka tersebut pada sebagian kecil dari satu persen dari populasi sekitar 25 juta.
NK Pro yang berbasis di Seoul, sebuah situs berita yang memantau Korea Utara, melaporkan bahwa file log dan catatan jaringan menunjukkan situs web di domain web Korea Utara sebagian besar tidak dapat dijangkau karena Sistem Nama Domain (DNS) Korea Utara berhenti mengomunikasikan rute yang harus diambil oleh paket data.
NK Pro melaporkan Insiden serupa yang terjadi pada 14 Januari lalu.
“Sifat simultan dari pemadaman server menunjukkan serangan DDoS, di mana peretas mencoba membanjiri jaringan dengan volume lalu lintas data yang luar biasa tinggi untuk melumpuhkannya,” katanya.
Menurut Ali, adalah biasa bagi satu server untuk offline selama beberapa periode waktu, tetapi insiden ini telah membuat semua properti web menjadi offline secara bersamaan.
“Hal yang tidak biasa jika seluruh internet mereka terputus offline,” tandasnya.
Selama insiden, degradasi operasional akan meningkat pertama dengan timeout jaringan, kemudian server individu menjadi offline dan kemudian router utama terputus dari internet.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Reuters
Discussion about this post