TARAKAN, CAKRANEWS— Musyawarah Wilayah (Muswil) III PKB Kaltara di Hotel Royal Tarakan, Jumat (5/12/2025), jadi momentum konsolidasi serius partai. Namun ada satu pesan yang paling ditekankan Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Prof. Dr. H. Abdul Halim Iskandar, yakni kaderisasi tidak boleh instan.
Halim menegaskan bahwa PKB tidak ingin kader yang muncul tiba-tiba tanpa proses. Menurutnya, kualitas kader hanya akan lahir dari tempaan panjang dan kedekatan dengan masyarakat.
“Kader PKB harus matang. Tidak bisa muncul tanpa proses dan tanpa gemblengan. Kader itu harus tumbuh dari lingkungan sosialnya,” tegas Halim, mantan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tersebut.
Ia menyebut pendekatan kaderisasi PKB bersifat evolutif. Itu sebabnya, partai menolak pola instan yang hanya mengandalkan popularitas tanpa pengalaman.
“Kalau mau diterima masyarakat, kader harus ditempa oleh lingkungannya sendiri. Itu yang membuat mereka mampu membela kepentingan rakyat,” ujarnya.
Halim juga mengingatkan bahwa penguatan struktur partai hanya akan berarti jika orang-orang yang mengisi struktur adalah kader yang benar-benar siap turun ke bawah. Pendampingan masyarakat disebut sebagai arena utama untuk menguji kedewasaan politik kader.
“Bagi PKB, pemilu itu besok. Kalau kerja pendampingan jalan, elektabilitas akan ikut naik dengan sendirinya,” katanya.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Kaltara, Herman, menyebut di Muswil ini, PKB Kaltara juga tengah memproses 18 nama calon ketua wilayah untuk diuji melalui fit and proper test oleh DPP. Seluruh nama yang masuk termasuk dirinya punya peluang yang sama.
“PKB di Kaltara pernah tinggal satu kursi. Sekarang sudah 11. Itu bukti bahwa kaderisasi yang disiplin memang berpengaruh,” ujar Herman. Lewat Muswil III, PKB menegaskan kembali bahwa mesin partai tak hanya kuat di struktur, tapi juga bertumpu pada kader yang matang, relevan, dan siap kerja nyata menjelang Pemilu 2029.









Discussion about this post