KALTARA, CAKRANEWS – Di antara dosa-dosa yang paling sulit ditinggalkan, salah satunya adalah hal-hal berbau maksiat. Mengapa demikian.
Ketika seseorang masuk dalam jurang maksiat yang begitu dalam, maka bagai candulah perbuatan-perbuatan buruk itu baginya.
Dijelaskan Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayat, bahwa meninggalkan maksiat jauh lebih berat dibandingkan mengerjakan ketaatan.
Bagi Al Ghazali, mengerjakan ketaatan dinilai lebih mudah dilakukan oleh banyak orang, namun meninggalkan maksiat tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Maksiat hanya dapat ditinggalkan oleh para shiddiqin (orang-orang yang benar).
Dalam sebuah hadis Rasulullah Muhammad SAW bersabda tentang maksiat.
“Al muhajiru man hajara as-su-a wal mujahidu man jahada hawaahu.”
Artinya: “Orang yang berhijrah dengan sebenarnya adalah orang yang berhijrah dari keburukan (meninggalkan keburukan). Dan mujahid yang sebenarnya adalah orang yang menerangi hawa nafsunya.”
Imam Al Ghazali pun berpesan bahwa sesungguhnya agama itu terdiri dari dua hal.
Pertama adalah meninggalkan maksiat, dan yang kedua adalah mengerjakan ketaatan. Menjauhi kemungkaran dan melaksanakan ketaan kepada Allah harus senantiasa diupayakan, baik dalam keadaan mudah maupun sulit.
Discussion about this post