PBB, cakra.news – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis kemarin, meminta penangguhan aturan yang mencegah penggunaan uang di Afghanistan untuk menyelamatkan nyawa dan ekonomi dan untuk jalan menuju pelepasan bersyarat cadangan mata uang asing Afghanistan yang dibekukan.
“Pendanaan Internasional harus diizinkan untuk membayar gaji pekerja sektor publik, dan untuk membantu lembaga-lembaga Afghanistan memberikan perawatan kesehatan, pendidikan dan layanan vital lainnya,” ujar Guterres kepada wartawan di New York, Jumat (14/01/2022).
Sekitar $9,5 miliar cadangan bank sentral Afghanistan tetap diblokir di luar negeri, terutama di Amerika Serikat, dan dukungan finansial internasional yang diberikan kepada pemerintah sebelumnya telah mengering sejak Taliban merebut kekuasaan Agustus lalu.
“Fungsi Bank Sentral Afghanistan harus dipertahankan dan dibantu, dan jalur yang diidentifikasi untuk pelepasan bersyarat cadangan mata uang asing Afghanistan,” kata Guterres.
“Kita harus berbuat lebih banyak lagi untuk secara cepat menyuntikkan likuiditas ke dalam perekonomian dan menghindari kehancuran yang akan menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan kemelaratan bagi jutaan orang,” tambahnya.
Kepala bantuan PBB Martin Griffiths akan bertemu secara virtual dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Jum’at ini.
Guterres mengatakan mereka akan membahas pembuatan mekanisme untuk “memungkinkan suntikan dana yang efektif ke dalam ekonomi Afghanistan” yang juga akan “menciptakan kondisi sistem keuangan di Afghanistan untuk dapat beroperasi dalam mata uang lokal.”
Pada Desember, para donor untuk Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan yang dikelola oleh Bank Dunia setuju untuk mentransfer $280 juta ke Program Pangan Dunia (WFP) dan badan anak-anak PBB UNICEF untuk mendukung nutrisi dan kesehatan di Afghanistan.
“Saya berharap sumber daya yang tersisa, lebih dari $1,2 miliar, akan tersedia untuk membantu rakyat Afghanistan bertahan hidup di musim dingin,” kata Guterres.
“Bagi kami, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil langkah-langkah untuk menyuntikkan uang tunai ke dalam perekonomian melalui pengaturan resmi yang kreatif. Tapi itu hanya masalah kecil,” katanya lagi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa meminta bantuan kemanusiaan sebesar $4,4 miliar untuk Afghanistan pada tahun 2022.
Mereka menyebut dana tersebut sebagai “perhentian penting” untuk memastikan masa depan negara itu.
“Skala permohonan itu mencerminkan skala keputusasaan. Bayi dijual untuk memberi makan saudara mereka. Fasilitas kesehatan yang membeku dipenuhi anak-anak yang kekurangan gizi. Orang-orang membakar harta benda mereka untuk menghangatkan diri,” kata Guterres.
Dia memperingatkan bahwa tanpa lebih banyak upaya internasional “hampir setiap pria, wanita dan anak-anak di Afghanistan dapat menghadapi kemiskinan akut.”**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Reuters
Discussion about this post