TANJUNG SELOR, cakra.news – Sekretaris DPW Assosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesian (Apkasindo) Kaltara, Suhendrik mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap Direktur Perusda Benuanta Provinsi Kaltara, Haerudin yang tidak hadir dalam rapat pertemuan membahas bisnis plan di sektor perkebunan kelapa sawit yang sudah disepakati sebelumnya, Rabu (29/09/2021).
Melalui telepon selluler, dari Hotel Kaltara Tanjung Selor, Suhendrik menceriterakan kronologi kejadian, sebelumnya pada Senin (27/09/2021), Suhendrik dan Asisten Satu Pemprov Kaltara,
Datuk Iqro Ramadhan menghadap Gubernur Kaltara Zainal A. Paliwang, SH, MHum untuk membicarakan cara meningkatkan penghasilan Perusda Provinsi Kaltara dalam bidang perkebunan kelapa sawit.
“Dua hari yang lalu saya menghadap Pak Gubernur bersama Asisten Satu, Pak Datuk Iqro Ramadhan, salah satu pointnya adalah untuk meningkatkan penghasilan Perusda Provinsi Kaltara. Saya kasih untuk bisnis usaha: 1. Pengadaan pupuk dan pestisida, 2. Pembibitan, 3. Take over pabrik kelapa sawit,” ungkap Suhendrik.
Pada waktu itu, lanjutnya, Gubernur Kaltara menyambut positif rencana dia dalam “bisnis plan” dari sektor perkebunan sawit yang tentu saja akan meningkatkan penghasilan Perusda Provinsi Kaltara dan harapannya juga kesejahteraan para petani kelapa sawit ikut terangkat.
Dalam pembicaraan tersebut orang nomor satu di Kaltara tersebut mengarahkannya ke Direktur Perusda Benuanta Provinsi Kaltara.
Pada hari itu juga melalui telpon, Datuk Iqro membuat janji untuk menggelar rapat dengan Direktur Perusda Benuanta Provinsi Kaltara. Disepakati bahwa besoknya, Selasa (28/09/2021) akan diadakan rapat membicarakan rencana “bisnis plan” di sektor perkebunan sawit tersebut.
“Bapak Gubernur mengarahkan kepada saya dan Pak Datuk Iqro ke Direktur Perusda Benuanta. Pak Datuk langsung telepon sendiri dengan direkturnya dan sudah janjian kemarin hari Selasa ketemu di ruangan Asisten Satu jam 09.00 Wita pagi, sudah sepakat,” tandasnya.
Keesokan harinya, Selasa jam 09.00 Wita, Suhendrik didampingi Kepala Bidang Biro Ekonomi, Rohadi dan Datuk Iqro menunggu di ruang Asisten Satu, namun setelah ditunggu selama lebih kurang satu setengah jam, yang ditunggu tidak juga kunjung datang, bahkan Datuk Iqro beberapa kali menelpon tidak ada tanggapan.
“Saya datang ke sana di ruangan Asisten Satu bersama Kepala Bidang Biro Ekonomi Pak Rohadi bersama Pak Datuk Iqro kami tunggu sampai dengan satu setengah jam itu tidak ada muncul Direktur Perusda, padahal ini ‘kan arahan dari Pak Gubernur dan sudah ditelpon dan sudah sepakat gitu lho, karena sudah ditunggu sampai satu sengah jam tidak ada, ya akhirnya kita bubar. Ditelpon-telpon juga tidak diangkat dan tidak aktif,” tutur Suhendrik.
Dikatakan Suhendrik, seharusnya terjadi pertemuan dengan Direktur Perusda Benuanta sesuai janji yang telah dibuat.
“Harapan saya ya sesuai apa yang diarahkan gubernur. Seharusnya ketemu nanti apapun keputusannya nanti akan kami sampaikan ke Pak Gubernur kan gitu, kalau saya sih ngikuti aturan mainnya saja. Atas arahan gubernur ya kita temui apapun hasilnya ya, kita laporkan. Kalau kayak begini apa yang harus saya lapor,” sesalnya.
Dilanjutkan Suhendrik, di Sebatik ada satu perusahaan yang boleh dikatakan mati suri, belum beroperasi. Telah ada pabrik tanpa kebun sehingga dirinya berharap : 1. Target petani-petani bisa masuk ke pabrik tersebut bisa dibina, ada sekitar 6000 hektar, 2. Petani mendapatkan harga sawit yang terjangkau, 3. Pembibitan harus didukung supaya petani mudah, siap tanam dengan bibit yang berkualitas, menanam kelapa sawit bertahun-tahun tidak akan kecewa karena hasilnya maksimal.
“Kalau support dari Perusda belum ada. Ini baru mau nembusin tapi Beliaunya tidak menepati ya kecewa saja sih,” tukas Suhendrik.*
Pewarta: Aan Boan Kardono
Discussion about this post