TARAKAN, CAKRANEWS– Kelompok Khilafatul Muslimin ternyata sudah ada di Kota Tarakan sejak tahun 2020 silam. Hal ini pun dibenarkan Wakil Ketua (Waketu) MUI Kaltara, Syamsi Sarman.
Kehadiran gerakan yang bertujuan menyebarkan ideologi khilafah ini diawali dengan kedatangan Amir Borneo (sebutan pemimpin Khilafatul Muslimin regional Kalimantan) Amiruddin.
“Kami perkirakan gerakan Khilafatul Muslimin ada di Tarakan sejak 2020. Ini ditandai dengan kedatangan Amir Borneo,” ucap Wakil Ketua (Waketu) MUI Kaltara, Syamsi Sarman kepada CAKRANEWS melalui sambungan telepon pada Sabtu (11/6/2022).
Pada awalnya, kata Syamsi, tujuan mereka datang ke Tarakan adalah untuk membaiat salah satu anggotanya bernama Amri, warga Juata Permai Intraca. Melihat kondisi tersebut, lanjut Syamsi, MUI Tarakan dan Kaltara mengajak kelompok tersebut bertemu dengan harapan mereka kembali ke ajaran yang sesuai dan tidak menyesatkan.

“Di tahun 2020 sudah kami ajak ketemu namun mereka tetap ngotot dengan pendapatnya yakni ingin mendirikan khilafah,” kata dia.
Pasca pertemuan dialog yang tidak berhasil tersebut, ia memberikan tugas kepada Ketua MUI Kecamatan Tarakan Utara yakni ustaz Budi untuk memantau pergerakan organisasi tersebut. Meski dari hasil pantauan diketahui tidak ada kegiatan yang meresahkan, namun di setiap harinya ada sekitar 1 atau 2 orang datang bertamu di rumahnya.
Selain itu, ia menyebut bahwa mereka sering melakukan kegiatan-kegiatan pengajian dengan kelompok 10-15 orang, di mana kelompoknya orang-orang di sekitar wilayah tersebut.
Namun sejauh ini, ada beberapa masyarakat yang menolak ajakan mereka untuk bergabung ke dalam kelompoknya. Hal ini dikarenakan warga sekitar Juata Permai mayoritas NU.
Terkait adanya organisasi ini, lanjut Syamsi, pihaknya tidak bisa melakukan tindakan lebih. Sebab katanya, masih menunggu pusat mengenai status hukumnya. “Apakah nanti terkena pasal keormasan atau tindakan makar kan itu nanti dari pusat. Jadi kami menunggu posisi hukum,” jelasnya.
Syamsi mengungkap dalam waktu dekat baik MUI Tarakan, Kaltara, kemenag akan mengundang kelompok tersebut untuk kembali berdiskusi . Hal ini perlu sebagai upaya preventif agar kelompok ini tidak berkembang. “Selain itu, di pertemuan ini kami memberi masukkan sehingga mereka sadar dan kembali ke ajaran yang sesuai,” kata dia.
Pihaknya pun sudah sepakat bahwa gerakan ini harus disadarkan. “Ingat harus disadarkan. Karena kami sudah bertemu dan berdiskusi dengan mereka, namun mereka tetap pada pendiriannya. Jadi karena dari pusat sudah tindakan pasca penangkapan Amir utama yang di Lampung itu makanya kami mau ambil momentum tersebut untuk menyadarkan mereka kembali,” sebutnya.
Kendati demikian, ia terap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan jangan main hakim sendiri jika menemukan ada ormas apapun yang menyimpang. “Lapor kepada MUI atau babinsa sebagai pihak terdekat. Jangan main hakim sendiri,” pungkasnya.
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post