TARAKAN, CAKRANEWS – Sejumlah peternak di Tarakan mengeluh terkait mahalnya harga pangan dan vitamin. Adalah Shaleh, salah satu peternak sapi yang mengeluhkan kondisi demikian.
Shaleh yang sehari-harinya menjual sapi di kawasan Jalan Bhayangkara, Pasir Putih, Tarakan Barat, mengungkapkan mahalnya harga pangan dan vitamin ini membuatnya harus memutar otak agar tidak merugi.
Lebih jauh dijelaskannya, untuk merawat seekor sapi, ia harus merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli vitamin, pangan, dan obat. Terlebih saat ini, menurutnya, harganya sangat mahal.
Harga obat cacing untuk ternak sebesar Rp 1,5 juta. Sedangkan untuk makanan ternak per ton nya seharga Rp 5 juta.
“1 Ton Rp 5 juta dari Gorontalo. kalau Surabaya 7,5 juta. Dedaknya itu 1 Ton enggak sampai 10 hari. Sebulan bisa sampai 4 kali memesan. 3 Ton bisa habis dalam seminggu,” ucapnya di Tarakan belum lama ini.
Menurutnya, harga pangan, vitamin dan obat mahal karena stoknya tidak tersedia di Kaltara sehingga peternak harus memesan dari luar Kalimantan.
“Ini aja ada wabah cuman di kasih semprot. Semua biaya sendiri. Diharap pakde itu ada subsidi apalagi ini khusus peternakan. Yang dibutuhkan banyak obat-obatan, sentra, dedak, obat cacing itukan harus ada dan disini tidak tersedia,” harapnya.
Ia berharap pemerintah dapat memberi subsidi terkait hal tersebut guna mencegah petani merugi, terlebih saat ini sudah mendekati Idul Adha dimana permintaan sapi mulai meningkat.
“Siapa yang mau tanggung jawab bukan pemerintah tapi pribadi sendiri. Biar pemerintah bilang kewajiban itu omong kosong saja. Kalau sudah mati tidak tanggung jawab,” tegasnya.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, kata Shaleh, penjualan hewan kurban jenis sapi di Tarakan mulai mengalami peningkatan. Sapi yang dijual pada kurban tahun ini jenis Sapi Bali dan Limosin yang didatangkan dari Gorontalo sebanyak 140 sapi.
“Sudah ada 140 ekor ini, mudah-mudahan habis soalnya biasa 200 ekor yang terjual. Nanti ada (sapi) masuk lagi, semuanya dari Gorontalo,” katanya.
Sementara untuk harga jual, Shaleh menjelaskan, bobot sapi sangat menentukan harga jual. Dirinya membandrol harga mulai dari Rp20 juta.
“Harga rata-rata 20 juta untuk bobot sapi sekitar 70 kilogram. Ada juga yang harga 90 juta beratnya 1,3 ton jenis limosin,” jelasnya.
Ia juga berharap pemerintah tidak mendatangkan sapi dari luar sebab akan berdampak pada sapi lokal.
“Kemarin Idul Adha 2023 banyak peternak yang hancur karena ndak laku. Karena pedagang dari sana yang bikin hancur. Karena didatangkan dari luar dan banyak. Dia kasih pakde harga Rp 30 juta, orangnya jual Rp 26 juta,” katanya.
Discussion about this post