CAKRANEWS – Lain lagi cerita Achiyar, seorang personil Tamtama Batalyon Yonif 507 Sikatan lainnya. Ia mengungkapkan kelebihan Sulaiman dalam memimpin. Selain menjalankan tugas reguler dengan baik dan disiplin, pada sisi lain Sulaiman juga menunjukkan bentuk perhatiannya dengan berbagai kebijakan yang tujuannya ingin mensejahterakan para anak buahnya.
Suatu ketika, Achiyar ditugaskan Sulaiman untuk membantu operasional koperasi anggota yang merambah bisnis ekspedisi dan logistik. Usaha itu berkembang dan hasilnya dirasakan dapat menopang kesejahteraan anggota. Pernah suatu hari, forklift (sejenis alat mobile yang digunakan mengangkat beban berat atau memindahkan barang) mereka sempat ditahan petugas TNI AL di kawasan PT PAL Surabaya.
Mendapatkan laporan dari anak buahnya di lapangan, Sulaiman sebagai komandan bergegas bergerak ke TKP. Yang dihadapinya ketika itu beberapa personil anggota TNI AL yang pangkatnya lebih tinggi darinya.
“Di situ saya lihat pecaya diri dan keberanian Pak Leman. Dan yang saya kagum adalah rasa tanggung jawabnya sebagai pimpinan. Mohon maaf yah, kadang ada pimpinan yang lepas tangan bila ada masalah di lapangan,” ungkap Achiyar.
Pernah suatu waktu, tambahnya, dalam situasi santai kami sempat menanyakan perihal kejadian tersebut. “Kok berani juga komandan hadapi para perwira TNI AL itu, adakah mantra khusus yang bisa dibagi kepada kami?”
Sulaiman hanya tersenyum. “Bukan berani atau tidak. Tapi kita gak salah. Toh yang terjadi hanya miskomunikasi,” jawabnya diplomatis.
Secara umum, banyak perubahan yang telah dilakukan sejak Sulaiman masuk. Mulai dari organisasi, staf, dan prajuritnya sendiri. Semua dibenahi. Lebih disiplin, tertib dan rapi. Dia menerapkan reward dan punishment secara seimbang. Ada prajurit atau staf berprestasi, pasti diberi penghargaan. Begitu pun sebaliknya.
“Kesejahteraan anggota sangat diperhatikan. Kalau ada anak buah minta tolong, pasti dibantu Pak Leman atau paling tidak dicarikan solusi,” tutur Achiyar.
Yang masih diingatnya, seluruh personel diminta untuk selalu kompak dan menjaga soliditas. Semua harus bergotong royong, baik dari prajurit muda hingga senior.
“Sejak masuknya Pak Leman, suasana markas banyak berubah. Tidak hanya fisiknya tapi juga hubungan kekeluargaan antar anggota lebih kental. Pak Leman mengajak seluruh anggota, bintara, tamtama, semua. Kemudian perbaikan sarana yang ada dimanfaatkan outbond untuk anak-anak prajurit dan kegiatan sosial lainnya.”
Dalam pergaulan dan interaksi sehari-hari, terutama saat diluar dinas, Sulaiman bisa membaur dengan anggota seolah tidak ada sekat antara komandan dan anak buahnya. Orangnya suka bergaul.
“Sering sekali kami diajak ngopi bareng di bawah pohon bambu di markas kompi B,” kenang pria yang pasca pensiun bekerja di perusahaan ekspedisi di daerah Karangpilang Surabaya.
Meskipun orangnya tegas dan keras dalam urusan dinas, tambah Achiyar, tapi juga peduli dengan bawahan. Saya merasa sosok Danki Letnan Sulaiman inilah yang banyak mempengaruhi anak buahnya.
Bahwa seorang komandan harus selalu tegas, tapi harus correct, fisik kuat, mumpuni serta tidak banyak bicara. “Tapi Pak Leman telah membentuk kami-kami ini para anak buahnya dengan keteladanan yang nyata.”
Salah satu hikmah berupa nilai yang Achiyar dapat dari Pak Leman adalah komandan harus dekat dengan anak buah. Komandan harus bersama mereka dari bangun pagi sampai tidur. “Komandan harus cek bagaimana kondisi anak buah, mulai dari dapur, kamar mandi, bahkan kalau perlu juga periksa pakaian dalam anak buah,”katanya.
Discussion about this post