JENEWA/KHARTOUM, cakra.news – Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa mereka telah menerima 13 tuduhan pemerkosaan dan pemerkosaan berkelompok oleh pasukan keamanan selama gelombang demonstrasi di Sudan, Selasa (21/12/2021).
Demonstrasi hari Minggu lalu menarik ratusan ribu orang ke ibukota Khartoum untuk memprotes kudeta militer pada 25 Oktober dan perjanjian 21 November ditandatangani untuk mengembalikan Perdana Menteri Abdalla Hamdok.
Demonstran berkumpul di istana presiden, dengan aksi duduk hingga akhirnya dibubarkan setelah matahari terbenam.
Juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB Liz Throssell mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa kantor tersebut menerima 13 tuduhan pemerkosaan dan pemerkosaan beramai-ramai serta laporan pelecehan seksual terhadap wanita oleh pasukan keamanan ketika mereka berusaha melarikan diri.
Dia tidak memberikan rincian tentang dugaan pemerkosaan atau pemerkosaan berkelompok.
“Kami mendesak penyelidikan yang cepat, independen, dan menyeluruh atas tuduhan pemerkosaan dan pelecehan seksual serta tuduhan kematian dan cedera para pengunjuk rasa sebagai akibat dari penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional khususnya penggunaan peluru tajam,” kata Throssell.
Komite Pusat Dokter Sudan mengatakan satu orang ditembak di kepala oleh pasukan keamanan di Omdurman, di seberang Sungai Nil dari Khartoum.
Kejadian ini adalah orang kedua yang meninggal akibat tindakan keras hari Minggu, menjadikan total korban tewas dari gelombang unjuk rasa sejak Oktober lalu mencapai 47 orang.
Seorang penasihat media untuk pemimpin militer Abdel Fattah al-Burhan mengatakan tentara akan menjaga keamanan nasional dan berpihak pada aspirasi rakyat untuk demokrasi.
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Reuters
Discussion about this post