CIANJUR, cakra.news – Anak bungsu dari tiga bersaudara, MAF bocah berusia enam tahun asal Kecamatan Bojongopicung, Kabupaten Cianjur, memiliki kebiasaan aneh. Dia doyan makan kertas papir atau kertas rokok, Jum’at (28/1/2022).
Ayahnya, Ade (49) mengatakan, kebiasaan aneh anaknya itu bermula ketika usia dua tahun. MAF kerap mengambil kertas papir atau kertas pembungkus rokok linting milik ayah atau kakeknya.
Awalnya MAF hanya menjilati bagian manis pada kertas papir. Namun lama-kelamaan, tidak hanya menjilati, kertas papir itu dimakan.
“Kebiasaan makan kertas papir dari usia MAF sekitar dua tahun. Dulu ‘kan Saya sama kakeknya merokok lintingan, kertas papirnya diambil dan dijilati, karena ada bagian yang manisnya. Tapi bukan sekadar dijilati, sekarang malah seringnya dimakan,” ungkap Ade.
Dalam sehari, ungkap Ade, anaknya tersebut bisa memakan sampai satu bungkus kertas papir yang berisi 30 lembar. Kertas papir itu dimakan layaknya memakan camilan.
“Sekali makan itu tiga lembar, kadang lebih. Yang pernah Saya lihat langsung itu bisa habis satu bungkus sehari, kemungkinan bisa lebih,” ucap Dia.
Ade mengaku tidak pernah melarang anaknya untuk memakan kertas papir. Sehingga memakan kertas tersebut menjadi kebiasaan MAF hingga saat ini.
“Tidak pernah dilarang, karena pikir Saya ‘kan kertas jadi di pencernaan akan terurai,” paparnya.
Ade menambahkan selama beberapa tahun memakan kertas, anaknya tidak pernah mengeluhkan sakit pada bagian pencernaan.
“Tidak pernah mengeluhkan sakit. Tapi memang ada kekhawatiran kalau terus makan kertas papir. Ya kalau bisa dicek kesehatan Saya juga mau anak Saya dicek kesehatannya, sekaligus diobati agar kebiasaan makan kertasnya berhenti,” ucap Ade.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Irvan Nur Fauzy mengatakan kejadian anak makan kertas tersebut sudah masuk dalam kategori kecanduan akibat pembiaran.
“Ini yang jelas mah kecanduan akibat pembiaran, harusnya dari awal tidak dibiarkan makan kertas. Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan, terutama pada bagian lambungnya. Selain itu harus juga diobati kecanduannya agar tak berkepanjangan,” tutupnya.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : detik.com
Discussion about this post