INTERNASIONAL, CAKRANEWS – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemulihan dan pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia, kian berisiko akibat perang antara Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan.
Pernyataan Sri Mulyani ini ia sampaikan dalam pertemuan dengan para menteri keuangan negara-negara G20 di Washington DC, Amerika Serikat.
Perang ini menurut Sri Mulyani, telah melemahkan upaya dunia dalam menangani dampak pandemi, utang hingga perubahan iklim akibat pertumbuhan serta pemulihan ekonomi yang terganggu.
“Pemulihan ekonomi dunia pun semakin berisiko karena naiknya harga komoditas yang tinggi, terutama pada komoditas pangan dan energi, sehingga mendorong lonjakan inflasi di banyak negara,” kata Menkeu Sri dalam konferensi pers virtual, Kamis 21 April 2022.
Data IMF menunjukkan penurunan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 ini, yakni sebesar 0,8 persen menjadi 3,6 persen.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina telah memperburuk kondisi ekonomi dunia, yang sebelumnya telah menghadapi tantangan disrupsi rantai pasok dan percepatan pengetatan kebijakan moneter, terutama di negara maju.
Anggota G20 menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang krisis kemanusiaan, ekonomi dan keuangan sebagai dampak dari perang ini, sehingga mereka menyerukan agar perang harus berakhir dengan segera.
Menurut anggota G20, perang telah dan akan menghambat proses pemulihan ekonomi global serta meningkatkan kekhawatiran khususnya terkait ketahanan pangan dan harga energi.
Anggota G20 menilai perang telah membuat pertumbuhan serta pemulihan jauh lebih kompleks sekaligus melemahkan kesiapsiagaan dan respon global dalam menangani pandemi termasuk terhadap sektor kesehatan. Terlebih lagi, negara-negara berpenghasilan rendah dan rentan akan sangat terpengaruh karena mereka sudah menghadapi berbagai tantangan lain seperti ruang fiskal yang terbatas dan utang yang tinggi.
Discussion about this post