Malinau, CAKRANEWS – Bupati Malinau Wempi W. Mawa, S.E., M.H. membuka secara resmi kegiatan Pentas Seni Adat dan Budaya Imbaya Ngakan Ulun Tidung tahun 2022 yang dilaksanakan di Balai Adat Tidung Desa Malinau Seberang, pada Selasa (11/10).
Ketua panitia Syamsul Bahri melaporkan dalam pentas seni ini akan dilaksanakan berbagai kegiatan diantaranya lomba tari jepen kreasi, lomba membuat dan membaca pantun serta karangan, lomba burung berkicau, kontes batu akik, lomba karaoke lagu Tidung serta kegiatan keramaian rakyat seperti betor, gasing, logo, asinan dan tunok manuk/kaki ayam.
“Waktu pelaksanaan di mulai hari ini 11 s.d 20 Oktober 2022,” ucapnya.
Selanjutnya, Ketua Lembaga Adat Besar Tidung Drs. H. Edy Marwan, M.Si. merasa bangga kepada seluruh masyarakat Tidung Kabupaten Malinau dapat hadir bersama-sama dalam event yang sangat penting ini yakni Imbaya Ngakan Ulun Tidung tahun 2022 yang merupakan kelanjutan dari Imbaya Ulun Tidung yang pernah dilaksanakan pada tahun 2019 lalu.
Drs. H. Edy menerangkan bahwa pada bulan Desember nanti Suku Tidung juga akan tampil di Padan Liu’ Burung dengan menampilkan berbagai atraksi adat dan budaya yang dimiliki Suku Tidung dan salah satunya bepupur yang sekarang sudah mendapat penghargaan dari kementerian pariwisata sebagai warisan tak benda.
“Jadi kegiatan itu nanti tidak sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada Imbaya Ngakan Ulun Tidung ini,” jelasnya.
Dalam pentas seni ini, Bupati Malinau mendapatkan gelar kehormatan yang diberikan oleh masyarakat Suku Tidung yakni Yama Padang.
“Yama Padang ini terbentuk tahun 1950, tidak sembarang orang bisa diangkat untuk mendapat gelar ini karena gelar ini untuk orang yang memang dipercaya, yang memang punya kearifan, yang memang punya jiwa kepemimpinan yang jitu,” terang Drs. H. Edy Marwan, M.Si.
“Semoga dengan keberadaan bapak sebagai Yama Padang tadi, bapak sekarang bagian dari masyarakat Suku Tidung dan Insyaallah bapak tidak akan melupakan masyarakat Suku Tidung,” imbuhnya yang disambut tepuk tangan meriah dari para tamu undangan.
Sementara itu, Bupati Malinau Wempi W. Mawa, S.E., M.H. memberikan apresiasi dan menyambut baik atas terselenggaranya acara pentas seni adat dan budaya Suku Tidung Kabupaten Malinau.
“Imbaya Ngakan Ulun Tidung saya kira makna yang tersirat daripada istilah ini cukup dalam dan melambangkan keharmonisan yang ada di Kabupaten Malinau,” ujarnya.
“Jika diuraikan istilah makan bersama artinya kita dengan keberagaman suku yang ada di Malinau dapat menjalin dan mempererat silaturahmi dalam balutan seni budaya Tidung itu sendiri. Artinya tidak semua orang bisa makan bersama dalam satu meja jadi saya memaknainya acara ini kita semua satu meja dan itu tidak terlepas dari semangat masyarakat Tidung melalui lembaga adat besarnya mengajak kita untuk tetap menjaga keharmonisan di Kabupaten Malinau,” imbuhnya.
Sehubungan dengan gelar yang diberikan kepadanya, Wempi merasa sangat terharu dan terhormat telah menyandang gelar ini yang diberikan oleh Lembaga Adat Besar Tidung serta seluruh tokoh-tokoh dan masyarakat Suku Tidung.
“Semoga hal baik yang terkandung dalam gelar ini dapat senantiasa saya amalkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam memimpin Kabupaten Malinau,” tuturnya.
Discussion about this post