TANJUNG SELOR, cakra.news – Sayang sekali kedatangan Jokowi ke Kaltara tidak mengarah ke jalan menuju ke Sepunggur.
Jalan ke arah Sepunggur Kabupaten Bulungan ini sangat parah bahkan lebih layak disebut kubangan sawah ketimbang sebagai jalan transportasi utama warga, Selasa (21/12/2021).
Ariyati (35) setiap hari terpaksa harus melewati jalan ini untuk menjual hasil tanamannya ke Pasar Induk Tanjung Selor atau juga ke Pasar Sore di daerah menuju Kampung Arab.
“Mau gimana lagi, Mas, memang harus lewat jalan ini setiap hari karena memang tidak ada jalan lain untuk menjual hasil tanaman sayuran ke kota,” sebutnya pasrah dengan kondisi jalan yang ada.
Ariyati mengaku biasa jika harus tergelincir atau terbanting dari kendaraan roda duanya saat melewati jalan di Sepunggur ini.
Namun kata Dia, terpaksa harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya yang sangat bergantung dari hasil jual sayuran ke pasar.
“Kalo tidak jualan, gimana bisa makan, beli beras atau kebutuhan anak sekolah. Jadi warga trans sudah biasa sengsara begini,” katanya.
Tentu saja Ariyati sangat berharap pihak pemerintah memperhatikan nasib warga di Sepunggur ini.
“Mau pemerintah provinsi atau kabupaten lah sebutannya, terserah saja. Yang penting jalan ini layak untuk dilewati, tidak terus kebanting dari motor seperti ini setiap hari,” serunya.
Senada dengan Arman (42), seorang pengantar air minum galon yang juga harus setiap hari melewati jalan Sepunggur.
Beda dengan Ariyati, Dia mengaku tidak pernah kebanting melewati jalan tersebut.
Kata Arman, dirinya sudah lihai melewati jalan yang seperti kubangan sawah ini dan motornya juga menggunakan ban yang disesuaikan dengan kondisi jalan berlumpur.
“Saya sehari bisa berkali-kali lewat sini, Mas. Tidak pernah kebanting karena Saya sudah biasa dan ban motor mantap nih,” ujarnya tertawa.
Daerah Sepunggur memang merupakan pemukiman warga transmigran dari pulau Jawa yang telah area ini lebih dari sepuluh tahun lalu.
Jalan menuju Sepunggur ini sepertinya diperbaiki seadanya jika telah mendekati Pemilihan Legislatif ataupun Kepala Daerah karena jumlah konstituennya mungkin telah mencapai 1000 orang.**
Pewarta : Ramses Lubis
Discussion about this post