TARAKAN, CAKRANEWS – Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Utara, Peter Setiawan mengatakan, pertumbuhan bisnis ekonomi yang baik di suatu daerah, bisa terwujud jika didukung dengan kondusifitas yang baik di daerah tersebut. Hal ini sudah terbukti di Kalimantan Utara, khususnya Tarakan sebagai pusat bisnis dan ekonomi Kaltara.
“Di Kaltara pertumbuhan ekonominya bagus. Ini juga berkat adanya sinergitas yang baik antara Apindo dengan Kepolisian, khususnya Polda Kaltara dan Polres Tarakan,” kata Peter Setiawan saat menemui Kapolres Tarakan AKBP Adi Saptia Sudirna, S.I.K., M.H. di Makopolres Tarakan, Rabu 7 Agustus 2024.
Dalam kunjungan perdana bersama Kapolres Tarakan yang baru ini, Ketua Apindo memaparkan beberapa program yang selama ini sudah dilakukan Apindo Kaltara. Di antaranya Pembinaan UMKM, Apindo Mengajar, dan yang terbaru Aplikasi Apindo Mart. “Harapan kami, program-program yang sudah berjalan di Apindo Kaltara saat ini bisa bersinergi dan mendapat dukungan dari Polres Tarakan untuk kemajuan iklim investasi,” kata Peter Setiawan.
Gayung pun bersambut. Kapolres Tarakan langsung mengajak Apindo bersama-sama bersinergi untuk mengembangkan potensi pariwisata dan ketahanan pangan di Tarakan.
“Di sini ada Pulau Sadau. Ini kalau kita kelola dan kembangkan dengan baik, bisa menjadi potensi pariwisata yang bagus untuk Kota Tarakan. Kalau bisa kita kembangkan seperti di Bunaken,” ujar Saptia.
Tidak hanya itu, Kapolres juga mengajak Apindo untuk menjaga ketahanan pangan di Tarakan. “Kami punya lahan yang cukup luas di Juata dan Mamburungan. Lahan ini bisa kita gunakan untuk bercocok tanam. Libatkan kelompok masyarakat. Hasilnya bisa menjadi pendapatan bagi masyarakat. Ekonomi tumbuh dengan baik,” kata Kapolres dengan bersemangat.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Apindo Kaltara Peter Setiawan juga menyampaikan apa yang menjadi kegelisahan sejumlah pengusaha di Tarakan. Yaitu sulitnya untuk mendatangkan kayu dari luar daerah ke Tarakan. Padahal, menurut Peter, Tarakan ini bukan penghasil kayu. Karena daerah penghasil kayu hanya ada di pulau Kalimantan atau di kabupaten kota di luar Tarakan. Seperti di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung.
“Banyak pengusaha yang kesulitan membutuhkan kayu. Padahal kayu yang kita mau beli, digunakan untuk keperluan sendiri. Bukan untuk dijual kembali apalagi dibisniskan,” kata Peter.
Sebagai contoh, untuk membangun jembatan di lokasi perusahaan perikanan miliknya, Peter kesulitan untuk mendatangkan kayu dari luar Tarakan. Sementara kayu yang tersedia dijual di Tarakan, spesifikasinya tidak cukup untuk keperluan pembangunan jembatan. “Akhirnya kami hanya bisa tambal sulam, dan ketahanannya pasti tidak akan bertahan lama,” ungkapnya.
Peter berharap, Polres Tarakan bisa memberikan win-win solution kepada pengusaha atas keresahan mereka selama ini, karena pengusaha-pengusaha konstruksi juga mengalami hal yang sama.
Tidak hanya itu, Peter juga menyampaikan kepada Kapolres bahwa peringatan MayDay di Tarakan selalu berjalan dengan baik dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan dirayakan bersama-sama dengan buruh dalam beberapa rangkaian kegiatan positif. “Ini sebagai bukti bahwa sinergitas yang baik antara pengusaha dan buruh di Tarakan, sudah terjalin dengan harmonis,” pungkas Peter Setiawan.(*)
Discussion about this post