JAKARTA, CAKRANEWS – Inflasi besar-besaran yang terjadi di Amerika Serikat (AS) telah menimbulkan dampak yang negatif kepada Indonesia, terbukti dengan terkoreksinya rupiah di awal pekan ini.
Senin 13 Juni 2022, rupiah ditutup melemah 129 poin atau 0,89 persen ke posisi Rp 14.682 per dolar AS, dibanding perdagangan sebelumnya di angka Rp 14.553 per dolar AS.
“Pelaku pasar berspekulasi akan diperlukannya kebijakan moneter yang lebih agresif dari The Fed, dengan pertemuan selanjutnya pada tanggal 16 Juni mendatang, menopang dolar AS menguat,” kata Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.
Data terbaru menunjukkan, inflasi AS menjadi yang terburuk dalam 41 tahun terakhir. Hampir semua biaya mulai dari makanan hingga bahan bakar, tempat tinggal, dan pakaian, naik lagi bulan lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja AS.
Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan tersebut pun mengguncang aset berisiko. Selanjutnya, pelaku pasar akan memantau dengan cermat data penjualan ritel baru serta keputusan suku bunga The Fed.
Discussion about this post