NEW DELHI, cakra.news – Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan pada Jumat (19/11/2021), dia akan mencabut tiga undang-undang pertanian kontroversial yang memicu lebih dari satu tahun protes.
“Hari ini Saya datang untuk memberi tahu Anda, seluruh negara, bahwa kami telah memutuskan untuk menarik ketiga undang-undang pertanian,” kata Modi dalam pidatonya.
Modi mengakui pentingnya petani dan tantangan yang mereka hadapi. Dia mengatakan itu adalah masalah prioritas bagi Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa.
“Dalam kampanye besar untuk memperbaiki kondisi petani ini, tiga undang-undang pertanian dibawa ke negara ini,” kata Modi.
Undang-undang ini dibawa dengan niat baik, lanjutnya, seraya menambahkan bahwa meskipun ada upaya, pemerintah tidak dapat “membuat mereka (petani) memahami pentingnya undang-undang pertanian.”
Wakil Presiden Nasional Kelompok Tani Jai Kisan Andolan, Deepak Lamba, mengatakan pengumuman Modi sebagai kemenangan besar bagi petani, tetapi, lanjut Dia pemerintah mencabut undang-undang itu atas “paksaan politik.”
“Pemerintah telah mengambil langkah ini, mengingat pemilihan (negara bagian) yang akan datang,” katanya.
Di India, pertanian adalah isu politik utama, dan protes menjadi tantangan unik bagi BJP.
Tujuh negara bagian India akan mengadakan pemilihan awal tahun depan untuk menentukan apakah BJP Modi akan mempertahankan kekuasaan.
Partainya yang berkuasa saat ini memerintah enam dari tujuh negara bagian, termasuk Uttar Pradesh yang didominasi pertanian.
Petani adalah blok suara terbesar di negara itu, dan sektor pertanian menopang sekitar 58% dari 1,3 miliar warga India.
Petani yang marah bisa membuat Modi kehilangan jumlah suara yang cukup besar.
Pengumuman Modi datang pada Gur Purab yaitu peringatan kelahiran pendiri agama Sikh, Guru Nanak.
Sikhisme adalah agama dominan di negara bagian utara Punjab, yang diperintah oleh Partai Kongres oposisi dan dianggap sebagai keranjang roti India karena kekuatan pertaniannya yang besar.
Namun, beberapa kelompok tani berjanji akan mempertahankan tekanan tersebut.
“Protes tidak akan segera ditarik,” tulis pemimpin Serikat Petani India Rakesh Tikait di Twitter.
“Kami akan menunggu hari ketika undang-undang pertanian akan dicabut di Parlemen.”
Kelompok petani Samyukt Kisan Morcha menyambut baik pencabutan apa yang mereka sebut sebagai “hukum hitam anti-petani, pro-perusahaan,” dalam sebuah pernyataan Jumat tadi, tetapi mengatakan mereka juga akan menunggu pengumuman itu berlaku di Parlemen.
“Jika ini terjadi, itu akan menjadi kemenangan bersejarah dari perjuangan petani selama satu tahun di India,” kata kelompok itu.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : CNN
Discussion about this post