DUBAI, cakra.news – Rudal balistik yang ditembakkan oleh gerakan Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Senin (31/1/2022) berhasil dicegat sistem keamanan UEA.
Rudal ini ditembakkan, sepertinya menyambut Presiden Israel Isaac Herzog yang melakukan kunjungan pertamanya ke UEA yang kini menjadi pusat bisnis dan pariwisata Teluk.
Amerika Serikat mengutuk serangan rudal balistik ini. Serangan yang sama juga terjadi pada 17 Januari lalu yang mengenai depot bahan bakar di Abu Dhabi yang menewaskan tiga orang.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya telah melakukan “kontak harian” dengan UEA untuk mengatasi ancaman tersebut.
Pentagon mengatakan pasukan AS di UEA mengaktifkan pertahanan rudal Patriot tetapi sistem pencegat darat ke udara milik Emirates yang benar-benar berhasil melumpuhkan rudal tersebut.
“Kami terus menjajaki peluang untuk meningkatkan pertahanan kami dan juga pertahanan mitra Emirat kami,” kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam jumpa pers.
Seorang pejabat senior Emirat menggambarkan serangan itu sebagai provokasi yang “tidak berguna”.
“Mereka yang menguji UEA salah,” kata pejabat itu, Anwar Gargash.
Serangan tersebut telah menyebabkan kegelisahan keamanan yang jarang terjadi di antara beberapa penduduk di negara yang mayoritas adalah ekspatriat.
Namun serangan ini tidak berdampak pada kehidupan sehari-hari, restoran dan pantai tetap penuh sesak selama puncak musim dingin ini.
Sentimen pasar UEA melemah setelah peluncuran rudal Houthi, tetapi analis ekonomi mengatakan serangan itu, sebagian besar digagalkan, belum mengurangi kepercayaan bisnis atau investor.
UEA mengatakan rudal itu dicegat pada 20 menit lewat tengah malam dan puing-puingnya jatuh di daerah tak berpenghuni.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Reuters
Discussion about this post