WASHINGTON, cakra.news – Amerika Serikat akan mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania untuk memperkuat sekutu NATO Eropa Timur dalam menghadapi ancaman Rusia menyerang Ukraina, Rabu (2/2/2022).
Rusia mengisyaratkan tidak berminat untuk berkompromi dan mengejek Inggris. Rusia menyebut Perdana Menteri Boris Johnson “benar-benar bingung” dan mengejeknya sebagai “kebodohan dan ketidaktahuan” para politisi Inggris.
Pentagon mengatakan, sebuah skuadron Stryker yang terdiri dari sekitar 1.000 prajurit AS yang berbasis di Vilseck, Jerman akan dikirim ke Rumania, sementara sekitar 1.700 tentara, terutama dari Divisi Lintas Udara ke-82, akan dikerahkan dari Fort Bragg, Carolina Utara ke Polandia. Tiga ratus tentara lainnya akan pindah dari Fort Bragg ke Jerman.
Tujuannya, kata juru bicara Pentagon John Kirby, adalah untuk mengirim “sinyal kuat” kepada Presiden Vladimir Putin “dan terus terang, kepada dunia, bahwa NATO penting bagi Amerika Serikat dan penting bagi sekutu kita”.
“Kami tahu bahwa Dia juga marah pada NATO. Dia tidak merahasiakannya. Kami menjelaskan bahwa kami akan siap untuk membela sekutu NATO kami jika itu terjadi. Semoga itu tidak terjadi.”
Upaya untuk mencapai solusi diplomatik telah goyah dalam beberapa pekan terakhir.
Negara-negara Barat menilai tuntutan utama Rusia sebagai non-starter dan Moskow tidak menunjukkan tanda-tanda akan menariknya.
Cemoohan Rusia yang ditujukan kepada Inggris, sangat pedas bahkan untuk standar Kremlin yang semakin konfrontatif.
Ditanya tentang rencana panggilan telepon antara Putin dan Johnson, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: “Rusia dan Presiden Putin terbuka untuk berkomunikasi dengan semua orang.
Bahkan untuk seseorang yang benar-benar bingung, Dia siap memberikan penjelasan lengkap.”
Johnson, yang membatalkan panggilan dengan Putin pada hari Senin untuk menjawab pertanyaan di parlemen tentang tuduhan stafnya melanggar aturan penguncian COVID-19, mengunjungi Kyiv pada hari Selasa di mana ia menuduh Rusia menodongkan senjata ke kepala Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengejek menteri luar negeri Johnson, Liz Truss, karena mengatakan Inggris mengirim pasokan ke “sekutu Baltiknya di seberang Laut Hitam”.
“Nyonya Truss, pengetahuan Anda tentang sejarah tidak seberapa dibandingkan dengan pengetahuan Anda tentang geografi,” sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Jika ada yang perlu diselamatkan dari apa pun, itu adalah dunia, dari kebodohan dan ketidaktahuan politisi Inggris.”**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Reuters
Discussion about this post