Proyek perubahan atau inovasi itu bukan seperti tiket menonton sepak bola yang hanya sekali pakai saja. Inovasi harus diterapkan terus menerus agar memberi manfaat dalam jangka panjang. Demikian disampaikan Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Administratur (PKA) yang dulu namanya diklat pimpinan (Diklat PIM) Angkatan Ke – 2 Tahun 2021 di Kantor Bupati Nunukan, Rabu (24/11).
“Inovasi itu bukan seperti tiket menonton sepak bola, dimana saat kita sudah bisa masuk ke dalam stadion maka tiketnya akan langsung dirobek atau dibuang begitu saja. Inovasi itu sebisa mungkin terus diimplementasikan, bahkan kalau perlu semakin disempurnakan di lingkungan kerjanya masing – masing, sehingga memberi manfaat yang sebesar – besarnya bagi masyarakat,” kata Laura.
Laura dalam kesempatan itu memberi apresiasi kepada para peserta PKA yang bisa membuat inovasi atau aplikasi yang bermacam – macam, walaupun mungkin saja karena ada unsur ‘keterpaksaan’ dalam proses pembuatanya.
“Kita ini baru keluar kemampuan aslinya kalau sudah dipaksa. Kita sebetulnya bisa, mampu, tetapi persoalannya kita baru mau bergerak kalau dipaksa atau karena kepepet. Buktinya karena menjadi syarat kelulusan, akhirnya semua bisa menciptakan inovasi,” kata Laura.
Metode adanya ‘keharusan’ membuat proyek perubahan bagi para peserta PKA, menurut Laura, merupakan terobosan yang menarik.
“Bayangkan jika jumlah peserta PKA angkatan ke – 2 ini ada 40 orang, maka itu artinya aka ada 40 inovasi baru yang muncul, belum lagi PKA angkatan ke – 3, 4 dan seterusnya. Ini fenomena yang menarik, tinggal nanti seleksi alam yang menjadi penentu, inovasi yang bagus bertahan, dan inovasi yang asal – asalan akan hilang dengan sendirinya.
Discussion about this post