TARAKAN, CAKRANEWS – Dalam upaya mendorong pelaku usaha, koperasi, dan UMKM di Kota Tarakan naik kelas, Anggota DPR RI Deddy Sitorus bersama Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Kemenkopukm) menggelar pelatihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas para pelaku usaha lokal. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Duta pada Jumat, 12 Agustus 2024.
Deddy Sitorus menjelaskan bahwa Kalimantan Utara (Kaltara) berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan adanya kawasan industri internasional di Mangkupadi Tana Kuning, Kabupaten Bulungan. Menurutnya, keberadaan industri besar tersebut akan membawa manfaat signifikan bagi masyarakat Kaltara, khususnya bagi pelaku usaha kecil, koperasi, dan UMKM dalam meningkatkan kesejahteraan.
“Keberadaan industri besar ini akan membawa manfaat bagi masyarakat di Kaltara, terutama bagi usaha-usaha kecil, koperasi, dan UMKM. Akan ada ratusan ribu orang yang bekerja, tentu ini menciptakan kebutuhan akan berbagai jasa dan layanan,” ujar Deddy.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan warga Kaltara untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada. “Jangan sampai ada investasi ratusan triliun rupiah, tetapi tidak membawa manfaat bagi masyarakat Kaltara. Bagi yang sudah memiliki usaha, mari kita tingkatkan. Yang belum dan memiliki niat, dapat berkonsultasi dengan dinas terkait agar memperoleh fasilitas permodalan,” tambahnya.
Deddy juga mengungkapkan bahwa Kota Tarakan akan menjadi kota transit yang akan mendukung kawasan industri internasional di Bulungan. Hal ini membuka banyak peluang usaha seperti membuka kos-kosan, laundry, rental, dan lainnya.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya sebatas sosialisasi, tetapi ke depan dapat disertai dengan pelatihan dan pemberdayaan. Tarakan sebagai kota transit tentu akan mendukung kawasan industri internasional di Mangkupadi Bulungan,” pungkasnya.
Perwakilan Kemenkopukm, Syahrul, turut menyampaikan berbagai kendala yang dihadapi pelaku usaha, koperasi, dan UMKM untuk naik kelas, salah satunya adalah akses pembiayaan. Namun, kini telah tersedia Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan yang memudahkan pembiayaan bagi pelaku usaha kecil.
“KUR ini adalah pinjaman sebesar Rp 10 juta ke bawah tanpa agunan dan dengan bunga hanya 3 persen, sesuai Permen Nomor 1 Tahun 2024. Selain itu, akses pasar juga memerlukan peran pemerintah untuk membantu pelaku usaha kecil menengah berkembang,” kata Syahrul.
Ia menyarankan agar pemerintah setempat membuat berbagai event untuk mendorong UMKM naik kelas, terutama dengan Kaltara sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), yang menjadi peluang besar bagi pengembangan usaha.
“Kendala lainnya adalah akses bahan baku. Kami berharap Dinas Koperasi di Kaltara dapat memberikan akses bahan baku atau mendukung agar usaha mereka tetap berjalan,” jelasnya.
Syahrul menambahkan bahwa kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai lebih dari 60 persen dan menciptakan 96 persen lapangan pekerjaan. Kontribusi UMKM terhadap sektor nonmigas juga mencapai 15,6 persen.
“Oleh karena itu, peningkatan SDM bagi pelaku usaha sangat penting, seperti dalam manajemen bisnis dan administrasi keuangan. Hal ini perlu disampaikan kepada Kementerian agar pelatihan-pelatihan dapat diberikan untuk mendukung UMKM naik kelas,” tutupnya. (M’ke)
Discussion about this post