TANJUNG SELOR, cakra.news – Kebijakan pemerintah yang mematok harga minyak goreng Rp14.000,- per liter memang sangat membantu masyarakat umum yang mengeluhkan mahalnya harga minyak goreng yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari.
Namun, kebijakan ini ternyata dirasa sangat merugikan bagi para pedagang warung yang sebelumnya telah menyetok sejumlah minyak goreng untuk dijual kembali di warungnya, Jum’at (21/1/2022).
“Bener-bener apes rasanya. Seminggu lalu membeli satu dos minyak goreng untuk stok di warung. Beli harga Rp20 ribuan sekarang gak laku, karena harga sudah jadi Rp14 ribu,” ujar Asnawi (51) pemilik warung di Jalan Rambutan Tanjung Selor.
Namun Asnawi mengaku tak terlalu menyalahkan pemerintah yang menurunkan harga minyak goreng.
Dia menyadari lalai karena selama ini tak mengikuti pemberitaan sehingga tak tahu adanya kebijakan penurunan harga minyak goreng Rp14 ribu per liter.
Sama halnya dengan Diana (40). Pemilik warung di kilo 2 Jalan Poros Tanjung Selor – Malinau ini mengaku telah mengetahui sebelumnya bahwa harga minyak goreng akan turun menjadi Rp14 ribu. Dia hanya merasa tak yakin bahwa pemerintah bisa menurunkan harga serendah itu.
“Saya Cuma beli lima bungkus minyak goreng kemasan satu liter sekedar stok untuk pelanggan jika memerlukan minyak goreng. Waktu beli masih harga mahal, sekarang terpaksa dijual turun mengikuti harga yang berlaku. Untung sebelumnya sudah ada yang beli dua bungkus,” sebutnya.
Diana tak mempersalahkan pemerintah yang menurunkan harga minyak goreng.
Menurutnya sebagai pedagang juga harus memikirkan warga lainnya yang lebih susah.
“Syukurlah harga sudah turun. Ibu-ibu sekarang sudah lega tak lagi membeli minyak goreng dengan harga mencekik,” tutupnya.**
Pewarta : Ramses Lubis
Discussion about this post