TARAKAN, CAKRANEWS – Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Alam Kota Tarakan, Iwan Setiawan, mengungkapkan kekecewaannya atas ketidakhadiran Kepala Biro (Karo) Ekonomi Sekretariat Provinsi (Setprov) Kaltara, M. Gozali, dalam diskusi online yang digelar oleh Forum Intelektual Kaltara (FKR) pada Sabtu, 29 Maret 2025.
Diskusi tersebut membahas polemik yang sebelumnya disampaikan oleh Karo Ekonomi Setprov Kaltara mengenai kerugian Perumda Tirta Alam Tarakan sebesar Rp202 miliar.
Iwan Setiawan menilai Gozali tidak bertanggung jawab atas pernyataannya.
“Ini ibaratnya sudah lempar batu sembunyi tangan tidak berani menjelaskan, seharusnya dia menjelaskan apa maksudnya itu rugi Rp 202 miliar,” ujarnya.
Ia menyayangkan absennya Gozali dalam diskusi, yang seharusnya menjadi kesempatan untuk memberikan klarifikasi langsung kepada publik terkait kondisi keuangan Perumda Tirta Alam.
“Seharusnya mempertanggungjawabkan kata-katanya itu PDAM rugi Rp 202 miliar, PDAM sakit, sekarat, dan masuk ICU,” jelasnya.
Menurut Iwan, pernyataan Gozali harus dipertanggungjawabkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
Di bawah kepemimpinannya selama lima tahun, perusahaan plat merah ini tetap mencatatkan surplus pendapatan dan berada dalam kondisi yang sehat. Ia bahkan menyebut perusahaan telah menyetor dividen sebesar Rp 31 miliar serta menanggung biaya program yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
Iwan menegaskan bahwa jika benar mengalami kerugian sebesar Rp 202 miliar pada tahun buku 2023, maka perusahaan sudah tidak bisa beroperasi. Ia juga menyayangkan penyampaian data yang tidak akurat tanpa konfirmasi terlebih dahulu.
“Datanya benar tapi penyampaiannya sepotong-sepotong tidak utuh dengan narasi yang jauh dari makna sebenarnya,” kata Iwan.
Ia menegaskan bahwa kehadirannya dalam diskusi online tersebut merupakan bentuk tanggung jawabnya terhadap kinerja perusahaan dan sebagai bantahan terhadap tudingan kondisi keuangan yang diklaim kritis.
“Kalau dia mengaku salah harusnya dia mengaku bahwa Rp 202 miliar itu akumulasi kerugian bukan kerugian tahun buku 2023 itu gentleman namanya,” tegasnya.
“Selama ini hubungan saya dengan Biro Ekonomi Kaltara baik-baik saja, tiba-tiba ganti Pak Gozali malah bikin runyam dengan melemparkan isu-isu yang tidak bertanggung jawab,” lanjutnya.
Ia juga menyatakan kesiapannya untuk berdiskusi lebih lanjut dan berharap agar dalam forum berikutnya Gozali dapat hadir.
Sementara itu, Ketua FKR Kaltara, Joko Supriyadi, mengatakan bahwa pihaknya telah mengundang Gozali dalam diskusi tersebut, namun tidak mendapatkan tanggapan.
“Sudah diundang di WA tidak balas, ditelepon tidak diangkat, kemungkinan sedang sibuk sekali,” katanya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Minggu, 30 Maret 2025.
Ia menjelaskan bahwa diskusi online tersebut dinamakan Diskusi Pakar Lawyers Club dan biasanya rekamannya dipublikasikan melalui kanal YouTube yang bekerja sama dengan Yayasan Sejarah dan Budaya Kaltara.
Redaksi CAKRANEWS pun mencoba mengonfirmasi kepada Gozali terkait ketidakhadirannya dalam diskusi, namun hingga berita ini diturunkan, belum mendapat balasan.
Discussion about this post