Adapun 10 basis pemilih tersebut di antaranya, basis keluarga, pemilih pemula, pemilih muda, perempuan, penyandang disabilitas, pemilih berkebutuhan Khusus, kelompok marginal, komunitas, keagamaan, dan warga internet.
Saat disinggung di antara basis-basis tersebut manakah yang menjadi atensi di Tarakan. Nasruddin menjawab semuanya relatif sama.
Terkhusus basis pemilih pemula, KPU Tarakan telah menyiapkan strategi dengan menggandeng intansi terkait seperti Dinas Pendidikan.
“Kami rutin mengadakan kegiatan di basis pemula, dengan masuk ke sekolah-sekolah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Dalam kegiatan tersebut, kami meminta bukan hanya mereka yang berusia 17 tahun namun juga kepada mereka yang di dua tahun ke depan akan menginjak 17 tahun. Artinya kami bersinergitas dengan banyak pihak. Karena pemilih pemula inikan labil jadi perlu diberi pemahaman demokrasi dan pemilu,” ucap Nasruddin.
Strategi selanjutnya adalah optimalisasi program dari KPU RI, yakni Desa Peduli Pemilu, yang merupakan desa/kelurahan yang menjadi percontohan.
Di lokasi tersebut, nantinya terdapat tim yang bernama kader desa peduli pemilu yang tugasnya mengadakan sosialisasi khusus seputar kepemiluan. Untuk kota Tarakan sendiri, Kelurahan Sebengkok dipilih menjadi lokasi percontohan.
“Tim-tim ini akan bergerak di pertengahan tahapan mendekati tahapan pemilu. Biasanya saat mendekati pemilihan,” kata Nasruddin.
Selanjutnya, memasifkan kegiatan KPU di media sosial, terutama sosialisasi seputar kepemiluan. “Kami punya semua media sosial mulai dari FB, Twitter, dan Instagram. Jadi setiap kegiatan akan informasikan,” tuturnya.
Pewarta: Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post