TARAKAN, cakra.news – Lampu penerangan yang dinanti-nanti para pedagang Taman Berlabuh sejak lima bulan lalu, hingga kini belum juga dipasang, Kamis, (9/12/2021).
Margono (50) selaku koordinator permainanan di Taman Berlabuh menuturkan, pihaknya sudah melaporkan permasalahan ini kepada dinas-dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup, Pariwisata, dan Perhubungan.
Mereka sempat dijanjikan pada bulan Agustus, hingga akhir tahun ini, namun sampai saat ini belum ada kepastian. Yang lebih menyedihkan lagi, katanya, Dinas Pariwisata justru mengatakan kalau sudah tidak tahan berjualan diganti saja dengan pedagang lainnya.
Kata Margono, pedagang semakin menderita karena harus membayar uang sewa yang mahal di tengah keterbatasan sarana dan prasarana.
Dijelaskannya, penyewaan rombong/tempat berjualan sebesar 600 ribu/bulan di luar biaya lampu.
Biaya penyewaan ini jauh lebih mahal ketimbang Taman Berkampung yakni 500 ribu. Sementara itu, untuk permainan dihargai sekitar 125 ribu/meter.
Ia menjelaskan, gelapnya lampu taman menyebabkan dua hal. Pertama, pengunjung semakin sepi karena menyangka taman tutup. Kedua, gelapnya taman dijadikan tempat mesum.
”Baru-baru ini Saya dapat kondom, Mas, kalau pagi tu sering Saya dapat,” ungkapnya.
Pedagang lain, Agus (43) meminta agar ada keringanan dalam membayar ongkos sewa. Sebab, kata Dia pemungutan biaya retribusi yang mahal tidak diikuti dengan pemenuhan lampu yang dinantikan.
“Mahal biaya ongkos sewa kami, Mas. Terpaksa kami ini gali lubang tutup lubang saja,” katanya.
Selain itu, Agus sangat berharap agar pemerintah segera mungkin memasang lampu penerangan.**
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post