BELARUS, cakra.news – Kamp-kamp migran sementara di sebuah pos pemeriksaan di perbatasan Belarus-Polandia, tempat ribuan orang berkumpul dalam beberapa pekan terakhir, dibersihkan oleh otoritas Belarusia pada Jumat (19/11/2021).
Hal ini mengakhiri kebuntuan selama berbulan-bulan yang telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Langkah itu dilakukan hanya dua hari setelah gejolak dramatis dalam kekerasan di antara para migran, yang mencoba menerobos pagar perbatasan dengan kawat berduri.
Petugas Polandia menanggapi dengan tembakan meriam air dan gas air mata.
Penjaga perbatasan Belarusia telah memindahkan semua migran yang tersisa dari penyeberangan Bruzgi-Kuźnica ke gudang terdekat, yang telah diubah menjadi pusat pemrosesan ad hoc.
Meskipun tempat penampungan menawarkan perlindungan dari suhu di bawah nol dan kondisi kehidupan yang sulit dalam jangka pendek, Belarusia belum menjelaskan apa yang akan terjadi selanjutnya bagi para migran yang terbang ke Minsk dengan harapan bisa sampai ke Eropa, dan berkehidupan yang lebih baik.
Banyak yang sekarang takut akomodasi baru mereka hanyalah langkah pertama dalam proses deportasi.
Heshw Muhammad, 27 tahun dari Kurdistan Irak, mengatakan kepada CNN pada hari Rabu (17/11/2021) bahwa Dia takut Dia dan keluarganya akan dideportasi oleh otoritas Belarusia ke Kurdistan Irak, di mana Dia mengatakan mereka tidak punya apa-apa lagi.
Dia telah berkemah di perbatasan selama dua minggu dalam cuaca dingin yang membekukan bersama suaminya dan putri-putrinya yang masih kecil, berusia 2, 4 dan 7 tahun.
“Sebelum anak-anak Saya meninggal, kami butuh bantuan. Saya punya pesan, kami ingin pergi ke Jerman,” katanya.
Kementerian Transportasi Irak menyatakan pada hari Kamis (18/11/2021), pemerintah Irak mulai memulangkan warga yang meminta untuk pergi.
Lebih dari 400 warga Irak yang dipindahkan dari perbatasan Belarusia ke ibukota Minsk dievakuasi dengan Irak Airways.
Pemerintah Belarus menebutkan bahwa ada tujuh ribu migran, kebanyakan dari Timur Tengah masih berada di Belarus, termasuk sekitar 2.000 di perbatasan dekat Bruzgi.
Sementara juru bicara Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan, beberapa telah setuju untuk pulang, sebagian besar masih bersikeras untuk diizinkan melanjutkan perjalanan mereka ke barat, terutama ke Jerman, tapi mereka tidak akan didorong ke negara asal mereka jika enggan.
“Kami tidak akan secara paksa mendorong siapa pun ke Irak, Suriah, atau negara lain,” kata Natalya Eismont, dari kantor berita negara BelTA.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : CNN
Discussion about this post