TARAKAN, CAKRANEWS – Kelompok diduga Lesbian, Gay, Biseksual dan Transfender (LGBT) di Tanjung Pasir akhirnya buka suara pasca warga Tanjung Pasir melakukan aksi demo dan meminta mereka minggat.
Mereka mengaku menerima masukan MUI untuk melakukan rehabilitasi penyembuhan. Hanya saja, mereka tak terima dengan tuduhan buruk terhadap penampilan tomboy. Padahal menurutnya, tidak semua penampilan tomboy berperilaku demikian.
Adalah Jumati, Hasni dan Nova Anggriani, kelompok diduga LGBT yang menceritakan keluh kesah tersebut.
“Tidak semua tomboy itu sama, jadi kami berharap yang bermasalah saja dipersoalkan. Terus terang hal yang kami permasalahan adalah mengapa ada omongan mau diusir. Jadi kalau kami diusir, apa siap membayar kami. Karena kita ini kerja untuk menafkahi orang tua yang berada di Sulawesi,” ucapnya kepada awak media saat ditemui usai melakukan pertemuan di Masjid Baitul Amin Tanjung Pasir Senin, (28/6/2022).
Selain itu, mereka meminta untuk dilibatkan di setiap kegiatan masyarakat. “Berapa kali berturut-turut selama rapat ini kami tidak pernah dilibatkan. Alasannya apa? Sebenarnya kalau dipanggil kami bisa mengeluarkan unek-unek. Jangan kalian aja yang mau didengarkan. Setiap manusia pasti memiliki keinginan berubah namun belum menemui waktunya. Jadi setiap ada rapat tolong libatkan kami,” ucapnya.
Mereka pun berharap ke depan apabila ada kegiatan apapun baik itu bimbingan agama atau apapun untuk ikut dilibatkan. “Siapa tahu dengan ikut berbaur perlahan-lahan bisa berubah,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltara dan Tarakan akhirnya mendatangi Tanjung Pasir, lokasi yang diduga menjadi markas kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transfender (LGBT). Pertemuan tersebut diadakan di Masjid Baitul Amin Tanjung Pasir dan dihadiri pihak lainnya yakni Ketua RT 21, Kepolisian, dan kelompok yang diduga LGBT.
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi










Discussion about this post