CAKRA.NEWS – Harus gentlemen diakui bahwa prestasi yang diraih di PON XX Papua merosot jauh dibandingkan keikutsertaan PON sebelumnya di Jawa Barat. Boleh saja berargumen adanya banyak kendala yang dialami seperti cuaca yang panas di Papua, kondisi Pandemi Covid-19, ataupun jaraknya yang jauh sehingga tidak bisa memobilisir suporter.
Namun argumen tersebut sepertinya masih kurang pas karena harus diingat pula bahwa kendala serupa juga dialami seluruh kontingen daerah lain yang berajang di PON XX Papua, semua sama tidak ada yang membedakan satu kontingen dengan kontingen lainnya, tidak ada kontingen yang merasa lebih diuntungkan sehingga bisa memperoleh prestasi lebih baik.
Tetapi, harus diakui pula bahwa para atlet kontingen Kaltara yang berlaga di PON XX telah berjuang sekuat tenaga, memberikan yang terbaik untuk nama harum Provinsi Kaltara. Apabila prestasi yang diraih kali ini dinilai lebih rendah dari keikutsertaan di ajang PON sebelumnya, barangkali lebih banyak disebabkan masih tidak berpihaknya dewi fortuna dan ternyata memang atlet dari daerah lain jauh lebih baik.
Sangat layak bagi seluruh warga Kaltara untuk mengapresiasi unjuk kerja para atlet Kaltara yang telah berlaga maksimal, bagaimanapun perolehan hasilnya.
Di sisi lain, menjadi sangat risih sebenarnya mengetahui bahwa para elit keolahragaan Kaltara yang terpilih untuk peningkatan prestasi justru seperti saling menyalahkan dan saling lempar tanggungjawab atas minus prestasi kontingen PON atlet Kaltara kali ini.
Sepertinya tidak elok jika Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) Kaltara menyatakan bahwa keikutsertaan para atlet di ajang PON XX menjadi tanggungjawab sepenuhnya Koni Kaltara. Mulai pemilihan atlet, pembinaan, dilakukannya TC (Training Center), hingga pemberangkatan serta pengurusan di PON XX Papua dikatakan sepenuhnya tanggungjawab Koni Kaltara.
Bagaimanapun Dispora adalah lembaga kedinasan yang mengurusi keolahragaan di Kaltara sehingga tentu tak elok jika lepas tangan begitu saja.
Demikian pula tak eloknya jika Koni Kaltara juga melempar kesalahan bahwa prestasi yang menurun di PON XX Papua akibat waktu yang begitu singkat serta pengganggaran yang begitu lambat.
Bagaimanapun para pengurus yang menjadi jajaran elit keolahragaan di Koni Kaltara dipilih dari orang-orang yang dipercaya sebagai profesional yang tentunya memiliki langkah-langkah jitu untuk mensiasati berbagai hal untuk majunya prestasi olahraga atlet Kaltara.
Apabila memang menyatakan sanggup untuk duduk di jajaran elit Koni Kaltara tentunya sadar pula akan tantangan yang dihadapi dan yakin sanggup bisa membuat keolahragaan di Kaltara bisa sangat berpresatasi.
Jika merasa siap menjadi pengurus Koni tentunya sangat yakin memiliki profesionalitas diri yang sangat layak untuk pencapaian peningkatan prestasi keolahragaan atlet Kaltara.
Terakhir, terasa kurang pas pula jika minusnya prestasi di ajang PON XX Papua hanya disebut sebagai pembelajaran untuk dapat meraih prestasi yang lebih baik di masa mendatang. Para petinggi atau elit keolahragaan yang duduk di Koni maupun di Dispora adalah orang-orang yang dianggap mermiliki kemampuan mumpuni untuk memajukan keolahragaan yang berprestasi bagi atlet-atlet Kaltara.
Sangat tidak tepat jika para elit tersebut masih menyebut diri dalam proses belajar. Jauh akan lebih baik jika ada pengakuan bahwa memang ada kesalahan. Tegar seperti ksatria untuk mengakui bahwa memang ada yang salah dalam proses menuju ajang keikutseertaaan di PON XX Papua. Bukan pada tempatnya jika yang duduk sebagai elit pengurusan keolahragaan, dengan adanya minus prestasi, justru menyebutnya sebagai pembelajaran. Jangan berlindung dengan sebutan pembelajaran jika memang dirasa ada yang salah dalam kepengurusannya.
Jika memang merasa tidak mampu mengatasi berbagai kendala dan tidak mampu menampilkan prestasi, lebih baik mundur dan menyerahkannya pada figur yang lebih baik dan lebih profesional.**
Harianto Rivai, Pemimpin Redaksi
Discussion about this post