TARAKAN, CAKRANEWS – Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan masih masif terjadi di Kota Tarakan, bahkan angkanya meningkat pada tahun 2023.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Tarakan Rinny Faulina, terjadi peningkatan jumlah kekerasan selama 2023 jika dibandingkan dengan 2022 lalu.
“Jadi kalau rekapan satu tahun belum yah. Karena ini baru sampai November. Rekapan satu tahun ada di 15 Januari 2024. Untuk kasus hingga November 2023 kasus perempuan berdasarkan kejadian ada 95 kasus sedangkan tahun 2022 jumlahnya hanya sekitar 34 kasus,” ucapnya belum lama ini.
Menurutnya, naiknya angka ini disebabkan karena kaum Perempuan sudah berani melapor jika mengalami kekerasan. Terlebih, DP3APPKB, kata dia, juga gencar melakukan edukasi kepada masyarakat terkait alur yang harus dilakukan ketika menerima kekerasan. Pihaknya juga menggandeng Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tarakan untuk memberi edukasi dari segi hukum.
“Mungkin karena tahun ini banyak kegiatan sehingga mungkin masyarakat atau perempuan mulai berani bersuara. Kami juga ada layanan SAPA 129, jadi kalau mereka tidak mau langsung bertatap muka, mereka bisa menghubungi sapa 129. Nanti kan langsung online ke pusat nanti baru disampaikan ke daerah. Jadi sekarang mulai banyak laporan karena sudah banyak ruang untuk melapor,” paparnya.
Ia mengungkap, mayoritas kasus yang dilaporkan merupakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang sebagai besar disebabkan karena faktor ekonomi. “Berdasarkan data yang dimiliki, kekerasan fisik mencapai 73 kasus dan psikis ada 16. Yang lain sisanya itu mungkin kekerasan seksual,”kata dia.
Rinny menghimbau kepada seluruh perempuan untuk tidak takut melapor jika mengalami kekerasan. Ia tak menampik jika sebagian besar perempuan masih takut untuk bersuara ketika mengalami kekerasan.
“Alasan mereka kadang malu, kedua mungkin juga masih memikirkan faktor ekonomi karena suami menjadi tumpuan keluarga. Sementara anak-anak butuh bapaknya untuk menafkahi, kadang mereka tidak mau melapor,” ucapnya.
Discussion about this post