TARAKAN, cakra.news – Pemerintah Kota Tarakan pertanggal 19 Oktober 2021 atau pada Selasa kemaren sudah menurunkan status dari PPKM level IV ke PPKM level III. Dalam aturan PPKM level III ini, sekolah-sekolah sudah diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.
Terkait turunnya level PPKM ini, SMK Negeri 2 Tarakan mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan PTM.
“Hari Kamis, Jumat dan Sabtu di minggu ini sifatnya adalah simulasi, jadi siswa diberikan waktu dan ruang untuk beradaptasi dulu dengan lingkungan sekolah dan melakukan aktifitas belajar mengajar dengan protokol Kesehatan,” Jelas Eko Dani Warianto, MPd Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Tarakan, Jumat (22/10/2021).
Dilanjutkan Eko, persiapan pelaksanaan PTM di sekolah tidak mengalami kendala yang berarti, dalam simulasi ini para siswa diberikan kesempatan beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya yang baru.
“Ada anak-anak sekolah yang belum kenal gurunya terutama yang kelas 10 dan 11, maka pada kesempatan ini kami perkenalkan ke mereka semua, sekaligus mengenalkan lingkungan sekolah ya guru, para pegawai sekolah dan juga aturan-aturan mengenai protokol kesehatan di lingkungan sekolah,” tambahnya.
Eko Dani juga menyatakan bahwa 85% siswanya sudah divaksin. Ada yang vaksin di sekolah dan ada juga yang mandiri. Sedangkan sisanya 25% akan tetap terus diusahakan sampai 100% dengan terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan.
“Ada 1200 an siswa sudah divaksin dari total keseluruhan 1400 siswa, ya sekitar 85% siswa sudah divaksin. Mereka yang belum vaksin rata-rata memiliki pengertian yang salah, dengan adanya daring mereka berpikir itu adalah libur sehingga siswa di rumah membantu orang tuanya bekerja, ditambah dengan kondisi pandemi saat ini terdampak semua bidang. Data sudah ada, dan kami akan terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk mencapai 100% vaksin untuk para siswa,” tuturnya.
Dalam pelaksanaan simulasi ini, lanjut Eko, siswa masuk jam 7.30 Wita dan belajar selama tiga setengah jam. Nanti akan dibagi dua, pagi dan siang, dan akan terus dievaluasi. Untuk saat ini adalah pelaksanaan PTM skala 50% artinya siswa yang belajar hanya 50% dari kapasitas kelas, kemudian apabila ada siswa yang merasa suhu tubuhnya tinggi di atas 37 derajat celcius, tidak diperbolehkan masuk sekolah. Meja dan kursi sudah disusun oleh pihak sekolah supaya berjarak, dalam pelaksanaan simulasi PTM tidak akan ada jam istirahat, jadi siswa langsung dipersilahkan untuk pulang, untuk kantin sekolah juga tidak dibuka dulu.
Kemudian untuk murid yang belum melakukan vaksin diarahkan untuk belajar daring sampai mendapatkan vaksin.
Dengan adanya dua sistem pembelajaran, guru memiliki tugas yang lebih berat karena pembelajaran tatap muka sudah berjalan namun pembelajaran lewat daring juga tetap masih ada.
Eko juga mengatakan fokus perhatiannya adalah membangun softskill atau karakter siswa, karena yang paling sulit mendidik siswa adalah membentuk karakternya. Untuk membuat siswa pintar dan ahli itu lebih mudah tetapi untuk membentuk karakternya itu lebih sulit, jadi pendidikan karakter adalah fokus yang paling penting.
Pelaksanaan PTM, kata Eko lagi, tidak ada hambatan yang berarti semuanya berjalan lancar. Hari Kamis dan Jumat semuanya berjalan lancar dan dia berharap untuk hari Senin dan seterusnya nanti PTM bisa berjalan normal dan lancar. Bila perlu, kata dia, PTM bisa meningkat dari skala 50% malah 75% sampai dengan PTM dengan skala 100% atau ke kondisi normal.
Eko mengaku sering memantau kebiasaan siswa dari kelas ke kelas dan melihat bahwa sudah ada pergeseran kebiasaan; seperti para siswanya sering mencuci tangan, memakai masker dan sebagainya.
Harapannya lagi, PTM berskala sudah tidak ada dan kegiatan pembelajaran bisa dilakukan kembali ke normal lagi.*
Pewarta Aan Boan Kardono
Discussion about this post