TARAKAN, CAKRANEWS – Belakangan ini warga Kota Tarakan diresahkan dengan kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Pada Juni 2022 lalu misalnya, kelompok LGBT terendus telah menjamur di Tanjung Pasir, Kelurahan Mamburungan. Meski saat itu terjadi kesepakatan sejumlah pihak untuk mencegah kelompok ini terus tumbuh di Bumi Paguntaka. Namun sayangnya, kelompok ini diduga kembali bermunculan. Ironisnya, diduga tumbuh di kalangan pelajar.
Dugaan ini didapatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tarakan setelah menerima laporan dari salah satu sekolah bahwa ada muridnya terlibat suka sesama jenis.
Tak hanya dari pihak sekolah, DP3AP2KB juga menerima laporan dari salah satu orang tua siswa bahwa anaknya terindikasi telah berperilaku LGBT. Bahkan, pada tahun 2024 ini, ada satu sekolah dan dua orang tua yang melaporkan fenomena LGBT kepada DP3AP2KB.
Sebagai informasi, LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Gay adalah sebutan khusus untuk laki-laki yang memiliki orientasi seks terhadap sesama jenis. Lesbian adalah sebutan untuk perempuan yang menyukai sesama jenis. Biseksual adalah sebutan untuk orang yang bisa tertarik kepada laki-laki atau perempuan.
Sedangkan transgender adalah merupakan istilah yang digunakan untuk orang yang cara berperilaku dan berpenampilan berbeda atau tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Bisa menyerupai laki-laki ataupun perempuan.
Dirangkum dari berbagai sumber, LGBT dapat membahayakan kesehatan, pendidikan dan moral seseorang. Hal tersebut tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena faktanya, penyebaran LGBT dapat begitu cepat. Bahkan, yang tadinya terlahir sebagai perempuan atau laki-laki normal dapat terkena hal tersebut.
Adapun dampak kesehatan bagi kaum LGBT yakin, dapat terkena penyakit kanker anal atau dubur, kanker mulut, meningitis, bahkan dapat terkena penyakit HIV-AIDS.
Selain berdampak buruk bagi kesehatan, pendidikan, dan moral seseorang. Menurut pandangan Islam, perbuatan LGBT juga dapat menimbulkan azab.
Asal tahu saja, rekam sejarah mengenai LGBT tidak lepas dari perilaku umat Nabi Luth. Apa yang terjadi pada kaum sodom (umat Nabi Luth) yaitu homoseksualitas sudah menjadi hal yang lumrah. Informasi Al-Quran mengenai homoseks, liwath atau sodomi terdapat dalam firmannya.
“Dan kami juga telah mengutus Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini. Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.” (QS Surat Al Araf ayat 80-81).
Ayat di atas, menggambarkan teguran Nabi Luth terhadap kaumnya yang melakukan tindakan sangat buruk, hingga perbuatan tersebut disifati sebagai perbuatan keji. Dalam tafsirnya ayat selanjutnya menjelaskan bahwa Allah SWT menyelamatkan Nabi Luth dan kaumnya yang beriman.
Tidak dengan Istri Nabi Luth yang termasuk orang yang sesat dari petunjuk. Hal ini dibuktikan bahwa istrinya turut membantu kaum Nabi Luth melakukan homoseksual dengan menjadi mata-mata mereka.
Apabila ada tamu yang bertandang ke rumah Nabi Luth, maka dia akan memberikan informasi pada kaumnya. Karenanya Allah memerintahkan Nabi Luth beserta pengikutnya yang beriman keluar dari negeri tersebut. Bukan tanpa sebab, perintah tersebut tujuannya adalah untuk menghancurkan kaum Sodom dalam keadaan hina di tempat tinggal mereka.
“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur. Ketika matahari akan terbit, maka kami jungkirbalikkan negeri itu dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda. dan sungguh, negeri itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap dilalui manusia,” (QS surat Al Hijr 73-76)
Fenomena yang menyerupai gempa ditimpakan kepada negeri-negeri Luth. Umatnya dilenyapkan dengan fenomena tersebut yang disertai pula dengan hujan debu, batu-batu beterbangan, amblasnya tanah, dan lenyapnya kota-kota secara menyeluruh ke dalam perut bumi.
Hikmah yang bisa dipetik dalam kisah ini ialah, berbagai dampak dari perbuatan menyimpang tersebut, tak hanya dirasakan si pelaku, melainkan juga dengan lingkungan sekitar. Salah satunya dampak dari segi kesehatan yang membuka peluang besar terjangkitnya penyakit kelamin menular, atau penyakit lain yang disebabkan oleh orientasi seks yang menyimpang.
Discussion about this post