TANJUNG SELOR, cakra.news – Postingan berita di Info Bulungan yang memuat kritisi terkait kondisi jalan Korpri yang dibangun menelan biaya Rp3,6 M namun sepertinya hanya bertahan setahun, menjadi bahan perbincangan hangat warganet di Tanjung Selor, Selasa (15/2/2022).
Melihat foto berita yang menampilkan jalan berlubang besar yang mendominasi ruas jalan, sejumlah warganet banyak mengkritisi DPU Perkim dan pihak kontraktor.
Warganet menduga, pihak kontraktor bekerja hanya memikirkan keuntungan yang besar namun tak menjaga kualitas kerjanya.
Akun fb, Dwi Sugesty mengajukan argumen kondisi tanah yang labil ditambah pondasi dan aspal jalan yang tidak layak.
Hal ini pula menurutnya membuat jalan menjadi cepat rusak dan memunculkan proyek tambal sulam yang anggarannya dinantikan para pihak pengerja jalan.
”Pondasi n aspal untuk jl raya ditg Selor jauh dr kata layak dgn kondisi tanah yg labil.makanya menjadi tradisi ada angaran tambal sulam jl raya yg slalu di nantikan,” tulisnya.
Sementara fb akun lainnya, Marselyes dan Frans Ciskus memperbandingkan ruas jalan korpri tersebut dengan ruas jalan lain di Bulungan yang jauh lebih tahan lama.
Mereka menyebut jalan desa Pejalin menuju Antutan dan jalan Bayangkara Long Lembu yang bertahan jauh lebih lama dan hingga kini masih dalam kondisi baik.
Sejumlah warganet lain malah berdebat tentang rusaknya jalan akibat dijalani truk-truk bermuatan berat.
Dilewati truk sebagai penyebab jalan rusak dibantah sejumlah warganet lain.
“buat apa bangun jln cuma buat motor dan taksi,” cetus akun fb Syam.
Dari keseluruhan perdebatan warganet soal jalan Korpri yang telah rusak padahal dibangun setahun, hanya sedikit yang menyinggung soal anggaran yang telah dikeluarkan untuk membangunnya.
Warganet Kaltara sepertinya memahami bahwa membangun jalan memerlukan pembiayaan yang mahal, dan mereka lebih mementingkan kualitas jalan yang baik dan bertahan lama dibanding uang rakyat yang telah digelontorkan untuk membangunnya.**
Pewarta : Ramses Lubis
Discussion about this post